Rasulullah saw. sangat sedih ketika menyaksikan kehidupan umat Islam di Mekah yang penuh dengan ancaman dan teror dari orang-orang kafir. Semakin hari, teror dan ancaman itu semakin bertubi-tubi. Rasulullah saw. berpikir harus ada jalan keluar untuk mengatasi semuanya. Bersamaan dengan itu pula, istrinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu Talib, berpulang ke rahmatullah. Namun, perjuangan untuk mewujudkan kehidupan yang mulia dan beradab harus terus berjalan, tidak boleh berhenti. Bagaimana caranya?
Allah Swt. sangat sayang kepada Rasulullah saw. dan kaum muslimin. Dalam
situasi yang sangat sulit dan mencekam tersebut, Allah Swt. memerintahkan Nabi
Muhammad saw. dan kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah. Nabi Muhammad saw.
pun akhirnya hijrah dari Mekah ke Madinah. Benar, bermula dari peristiwa hijrah
inilah kejayaan dan kesuksesan Islam dimulai.
Ya, terkadang kejayaan dan kesuksesan diawali dengan keprihatinan.
A. Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah
Setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah secara terang-terangan, hantaman
dan siksaan dari kafir Quraisy mulai meningkat. Berbagai cara dilakukan kafir Quraisy
agar Nabi Muhammad saw. tidak meneruskan dakwahnya.
Bertahun-tahun Nabi Muhammad saw. menyerukan Islam di Mekah, tetapi
hasilnya hanya sedikit yang mengikuti ajaran-Nya. Pada saat Nabi Muhammad saw. membutuhkan
dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya, justru isterinya, Siti
Khadijah dan pamannya, Abu Talib, berpulang ke rahmatullah dalam waktu yang
hampir bersamaan. Kehilangan kedua orang tersebut merupakan masalah serius bagi
Nabi Muhammad saw. dalam menjalankan dakwah Islamiyah di Mekah. Peristiwa
sangat menyedihkan ini kemudiaan disebut tahun duka cita (amul huzni).
Di tengah kesedihannya, Nabi Muhammad saw. mengalami peristiwa luar
biasa, yaitu Isra’
Mi’raj. Peristiwa itu terjadi Setahun sebelum
hijriyah ke Madinah, tepatnya 27 Rajab 621 M. Pada peristiwa itu Allah Swt.
memperlihatkan tanda-tanda keagungan dan kekuasaan-Nya
sebagai penghibur bagi Nabi Muhammad saw. yang sedang dirundung kesedihan.
Peristiwa ini memberikan pelajaran yang sangatberharga kepada Nabi Muhammad
saw. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad saw. menerima perintah salat 5
waktu dalam sehari semalam.
Setelah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw. meneruskan dakwahnya
dan mengabarkan peristiwa yang dialaminya. Kabar itu membuat kafir Quraisy
menganggap Nabi Muhammad saw. telah melakukan pembohongan. Usaha-usaha
pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya terus digalakkan.
Setelah Allah Swt. menyuruhnya untuk hijrah, maka Nabi Muhammad
saw.pun melaksanakan Hijrah ke Madinah
B. Berita Gembira dari Kota YaSrib
Awalnya, pada tahun 620 M Nabi Muhammad saw. bertemu 6 orang Yasrib
dari Kabilah Khazraj yang berziarah ke Mekah. Dalam pertemuan tersebut, Nabi Muhammad
saw. mengajak mereka untuk masuk Islam. Mereka menyambut dengan baik ajakan itu
dan menyatakan masuk Islam. Mereka pula yang memberitahukan tentang Islam
kepada masyarakat Yasrib lainnya.
Pada tahun 621 M, seorang muslim Yasrib beserta 6 orang teman yang
lain sebagai utusan Kabilah Khazraj dan Aus mendatangi Nabi Muhammad saw. Keenam
orang tersebut masuk Islam dan melakukan perjanjian di tempat yang bernama
Aqabah. Isi perjanjiannya: “Kami tidak akan mempersekutukan Allah Swt. dengan
sesuatu yang lain. Kami tidak akan mencuri, berzina, dan membunuh anak-anak.
Kami tidak akan saling memfitnah dan kami tidak akan mendurhakai Nabi Muhammad
saw.
Selanjutnya, pada 622 M, orang-orang Ya¡rib datang lagi dengan maksud
mengadakan perjanjian Aqabah 2 sekaligus mengundang Nabi Muhammad saw. untuk
berhijrah ke Ya¡rib. Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75 orang Ya¡rib dan Nabi Muhammad
saw. yang didampingi pamannya, Hamzah. Isi perjanjian sama dengan yang
sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk agama Islam semakin banyak. Dalam
dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad saw. mendapatkan kesan bahwa
Islam telah siap berkembang pesat di Ya¡rib. Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad
saw. memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah ke Ya¡rib dengan sembunyi-sembunyi.
Sementara Nabi Muhammad saw. bertahan di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin
Abi Talib.
Rencana hijrah Nabi Muhammad saw. didengar oleh kafir Quraisy. Kaum
Quraisy pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. Kafir
Quraisy khawatir Islam akan berkembang di Ya¡rib. Mereka menyuruh para pemuda
untuk mengepung rumah Nabi Muhammad saw. karena khawatir akan lari. Pada m alam
itu pula, Nabi Muhammad saw. membisikkan kepada Ali bin Abi Talib supaya
memakai selimut beliau
dan berbaring di tempat tidurnya. Atas izin Allah Nabi Muhammad
saw. berhasil keluar dari rumahnya dengan selamat.
Tidak lama setelah Nabi Muhammad saw. meninggalkan rumahnya, para
pemuda terbangun dan masuk ke rumah beliau dengan penuh nafsu untuk membunuh.
Akan tetapi, mereka hanya mendapatkan Ali bin Abi °±lib yang sedang tidur.
Mereka kecewa dan tidak percaya dengan segala hal yang terjadi. Hal ini terjadi
hanya karena pertolongan Allah Swt.
C. Perjalanan Hijrah Rasulullah saw.
Menjelang larut malam, Nabi Muhammad saw. menuju ke rumah Abu Bakar
dan mengajaknya hijrah. Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang
dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua ¤ur. Jalan yang ditempuh oleh
mereka adalah jalan yang tidak mungkin dilewati manusia. Hal ini dilakukan supaya
para pemuda Quraisy yang mengejar tidak menyangka mereka melalui jalan itu.
Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Gua Tsur
selama tiga hari tiga malam. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat
persembunyian itu selain Abdullah bin Abu Bakar, kedua orang puterinya, Aisyah
dan Asma, dan pembantu mereka ‘Amir bin Fuhaira. Tugas Abdullah adalah mencari
informasi tentang rencana kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. Pada malam
hari ia menyampaikan informasi tersebut kepada Nabi Muhammad saw. beserta
ayahnya.
Pada hari ketiga, mereka berdua sudah mengetahui bahwa situasi
sudah tenang. Mereka berangkat dan melanjutkan perjalanan dengan perbekalan
yang diberikan oleh putrinya. Supaya aman dalam perjalanan, Nabi Muhammad saw.
dan Abu Bakar mengambil jalan yang tidak pernah dilalui manusia. Abdullah bin
Uraiqit dari Banu Du’il diminta sebagai penunjuk jalan. Keduanya membawa Nabi Muhammad
saw. dan Abu Bakar dengan hati-hati sekali ke arah selatan kemudian menuju
Tihama di dekat pantai Laut Merah.
Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar beserta penunjuk jalannya itu
sepanjang malam dan siang berada di atas kendaraan. Tidak lagi mereka pedulikan
kesulitan dan rasa lelah. Mereka hanya percaya bahwa Allah Swt. akan menolong
mereka.
Orang Quraisy mengadakan sayembara, siapa saja yang dapat membawa Nabi Muhammad saw, hidup atau mati, hadiah besar dan jabatan tinggi menantinya. Hal ini menarik hati masyarakat pada waktu itu, termasuk Suraqa bin Malik yang suda mengetahui perjalanan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar. Tidak lama kemudian Suraqa bin Malik mendatangi tempat yang dimaksud dan dia menemukan Nabi Muhammad saw. beserta kedua temannya yang sedang beristirahat di sebuah batu besar sambil menyantap bekal yang diberikan oleh Asma, putri Abu Bakar. Setiap kali Suraqa bin Malik mendekati rombongan Nabi Muhammad saw. kudanya selalu tersungkur. Hal itu berulang sampai empat kali. Suraqa yang percaya kepada dewa berpikir bahwa itu adalah pertanda buruk sehingga dia mengurungkan niatnya dan kembali ke Mekah.
Selama tujuh hari terusmenerus mereka berjalan. Mereka hanya
beristirahat di bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang
malam mengarungi lautan padang pasir. Hanya karena adanya ketenangan hati kepada
Allah Swt. membuat hati dan perasaan mereka terasa lebih aman. Mereka selalu
yakin bahwa Allah Swt. akan selalu bersama mereka.
Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah saw. singgah di
Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau
membangun sebuah masjid. Masjid ini menjadi masjid pertama dalam sejarah Islam.
Beliau singgah di sana selama empat hari untuk selanjutnya meneruskan
perjalanan ke Madinah. Pada hari Jumat pagi, beliau berangkat dari Quba’ dan
tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf tepat pada waktu salat Jumat. salat-lah
beliau di sana. Inilah salat Jumat pertama dalam Islam. Khotbahnya pun
merupakan khotbah yang petama.
Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggai 12 Rabiul
Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nanti masyarakat Madinah. Pada hari
kedatangan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu
di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad saw., lengkap dengan regu genderang.
Mereka mengelu-elukan Nabi Muhammad saw. dan genderang pun gemuruh diselingi
nyanyian yang sengaja digubah untuk keperluan penyambutan itu. “Bulan purnama
telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita
bersyukur atas ajakannya kepada Allah Swt. Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa
sesuatu yang wajib ditaati.” Itulah syair penyambutan Nabi Muhammad saw. di
Madinah.
D. Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah
Setelah sampai di Madinah, Nabi Muhammad saw. mulai membuat program
kerja dan melaksanakanny yaitu seperti membangun masjid, mempersaudarakan antara
Muhajirin dan Ansar, dan membuat perjanjian dengan penduduk Madinah.
Langkah pertama, membangun masjid. Pembangunan masjid segera
dimulai dan seluruh umat Islam ikut ambil bagian sehingga berdiri sebuah masjid
berdinding bata, berkayu batang kurma, dan beratap daun kurma.
Masjid yang dibangun Rasulullah saw. bersama-sama kaum Muhajirin
dan Ansar tidak hanya berfungsi untuk salat semata, akan tetapi
untuk seluruh kegiatan Nabi di Madinah. Di antara fungsi masjid pada zaman Nabi
adalah sebagai tempat mempersatukan umat, bermusyawarah tentang perkembangan
Islam, mengkaji ilmu agama, bahkan sebagai pusat pemerintahan setelah
Rasulullah dipilih sebagai pemimpin di Madinah. Seluruh aktivitas masyarakat
Madinah dipusatkan di masjid. Itulah fungsimasjid yang sebenarnya sudah dibangun
oleh Rasulullah saw. Bagaimana dengan masjid sekarang? Apakah hanya berfungsi
sebagai tempat salat belaka? Kalian harus bisa memfungsikan masjid di
tempat tinggal kalian, termasuk masjid sekolah sebagaimana fungsi masjid pada
zaman Nabi Muhammad saw.
Langkah berikut Nabi Muhammad saw. adalah mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan Ansar. Muhajirin adalah orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah, sedangkan Ansar adalah orang Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin. Setiap orang Ansar mengakui orang Muhajirin sebagai saudaranya sendiri. Mereka mempersilakan saudaranya tinggal di rumah dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di rumah tersebut. Di antara para sahabat yang dipersaudarakan adalah:
No |
Muhajirin |
Ansar |
1 |
Abu Bakar |
Kharijah bin Zuhair |
2 |
Umar bin Khattab |
Itban bin Malik |
3 |
Bilal bin Rabah |
Abu Ruwaihah |
4 |
Amir bin Abdillah |
Sa’ad bin Muadz |
5 |
Abdul Rahman bin Auf |
Sa’ad bin Rabi’ |
6 |
Zubair bin Awwam |
Salamah bin Salamah |
7 |
Usman bin Affan |
Aus bin Tsabit |
8 |
Thalhah bin Ubaidillah |
Ka’ab bin Malik |
9 |
Abu Huzaifah bin Utbah |
Ubbah bin Bisyr |
10 |
Ammar bin Yasir |
Huzaifah bin Al Yaman |
Langkah ini mendapat simpati seluruh lapisan masyarakat Madinah. Orang-orang Muhajirin merasa nyaman dan tenteram, meskipun bukan tinggal di rumah sendiri. Mereka melakukan kegiatan dan interaksi dengan penduduk Madinah dan saling menolong sehingga suasana Madinah menjadi indah dan menyenangkan.
Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi
seluruh kaum muslimin dan orang-orang nonmuslim di Madinah, yang kemudian disebut
“Piagam Madinah”. Adapun isi piagam Madinah antara lain:
1.
Kaum Yahudi bersama
kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.
2.
Kaum Yahudi dari
Bani Auf diperlakukan sama kaum muslimin.
3.
Kaum Yahudi tetap
dengan Agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin.
4. Semua kaum Yahudi
dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi
Bani Auf.
5. Kaum Yahudi dan
muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menhadapi musuh.
6. Kaum Yahudi dan
muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan
ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.
7.
Kota Madinah
dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
8.
Semua penduduk
Madinah dijamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat.
Perlu diketahui, bahwa di Madinah tidak hanya orang-orang Islam
saja yang tinggal, tetapi di sana terdapat pula orang-orang nonmuslim. Agar terjadi
hubungan yang harmonis, saling menghormati, toleransi, dan menjaga lingkungan
di Madinah, maka harus ada kesepakatan bersama. Piagam inilah yang oleh Ibnu
Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan pemerintahan Islam yang
pertama. Isinya mencakup, antara lain, perikemanusiaan, keadilan sosial,
toleransi beragama, dan gotong royong.
Dengan program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad saw., Madinah
menjadi daerah yang sangat maju baik peradaban maupun kebudayaannya sehingga
terkenalah dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).
Teguran yang tidak Menyakitkan
Suatu hari, Nabi Muhammad saw. sedang duduk-duduk dengan para sahabatnya
sambil menunggu saat salat tiba. Tiba-tiba para sahabat datang. Mereka
baru pulang dari pesta makan daging. Terciumlah bau yang kurang sedap dalam
majelis itu. Rasulullah saw. menyadari bahwa bau itu disebabkan oleh uap napas
seseorang akibat makan daging yang berlebihan. Rasulullah saw. juga menyadari
bahwa orang yang bersangkutan akan malu kalau ketahuan. Mengingat sebentar lagi
akan melaksanakan salat berjamaah dan kalau orang yang mengeluarkan bau
kurang sedap itu beranjak pergi berwudu, akan ketahuanlah sumber bau kurang
sedap itu berasal darinya. Tentu dia bisa malu. Beliau menginginkan pelaku
merasakan kesalahannya itu tanpa diketahui oleh banyak orang.
Rasulullah saw. melepaskan pandangannya kepada semua yang hadir seraya
memerintahkan.
“Siapa yang makan daging hendaknya berwudu”! “Semua memakan daging
ya Rasulullah” jawab para sahabat.
“Kalau begitu, berwudu kalian semua.”
Mereka bangkit pergi berwudu’, termasuk orang yang menjadi
sumber datangnya bau kurang sedap itu. Orang ini telah diselamatkan dari rasa
malu, berkat kecerdikan dan kelembutan akhlak Rasulullah saw.
Demikianlah keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad saw. dalam memperhitungkan
tindakan sampai sekecil-kecilnya agar tidak melukai perasaan orang dan
kehormatan orang lain.
(Sumber: Al-Thabaqat al-Saniyyat fi Tajarun al-Hanafiyat, Taqiyyuddin
bin Abdul Qadir al-Tammii Al-Islam)
E. Rangkuman
1. Hijrah artinya pindah. Hijrah Rasul artinya perpindahan Rasulullah saw. beserta sahabatnya dari Mekah ke Madinah.
2.
Cara meneladani
Rasulullah saw. adalah memahami bagaimana beliau bisa menyatukan penduduk di
Madinah dengan berbagai macam keyakinan. Membuat suatu kebijakan di mana
seluruh kelompok tidak ada yang tersinggung dan tersakiti.
3.
Penyebab Nabi
Muhammad saw. hijrah adalah:
a. karena atas perintah Allah Swt.,
b. karena serangan kafir Quraisy Mekah yang semakin meningkat,
c. karena ada harapan baru untuk mengembangkan Islam di Madinah.
4.
Muhajirin adalah orang-orang Mekah yang hijrah, sedangkan Ansar adalah
orang-orang Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin.
5.
Yang dilakukan Nabi
Muhammad saw. di Madinah adalah:
a. membangun masjid,
b. mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Ansar,
c. membuat perjanjian dengan penduduk Madinah.
6.
Perjuangan
Rasullulah saw. di Madinah dalam rangka mempersatukan umat Islam dengan umat
yang lain adalah membuat perjanjian yang sangat monumental yang disebut
perjanjian Madinah atau Piagam Madinah.
Sumber : ( Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas VII Revisi 2017 Kemendikbud )
0 comments:
Post a Comment