Allah Swt. berfirman:
“Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya
kecuali dengan kekuatan (dari Allah).” (Q.S. ar-Rahman/55: 33)
Dahulu tidak terbayang bahwa manusia bisa sampai ke bulan. Namun, pada
masa sekarang berita manusia pergi ke bulan sudah biasa kita dengar.
Pernahkah kalian membaca sejarah tentang Colombus, seorang yang pernah
mengarungi bumi ini, lalu membuat kesimpulan bahwa bumi ini bulat?
Bila dikaitkan dengan firman Allah Swt. di atas, kamu tidak akan mampu
menembus langit dan bumi, kecuali dengan kekuatan dari Allah Swt.
Kekuatan dan kelebihan apa yang dimaksud dalam firman Allah Swt. tersebut?
Tentu kekuatan yang dapat menembus langit dan bumi adalah kekuatan akal. Akal
berfungsi untuk mengkaji dan menemukan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dapat
menciptakan peralatan yang canggih. Akhirnya, manusia dengan ilmu pengetahuan
dan karyanya dapat menembus penjuru langit dan bumi. Bukankah dengan ilmu
pengetahuan semua menjadi mudah? Buktikan.
A. Mari Membaca Al-Qur’an
Tahukah kamu, siapakah yang punya ilmu itu? Allah Swt. yang
memiliki ilmu. Allah disebut al- Alim artinya Maha Mengetahui (Maha
Berilmu). Ilmu Allah Swt. sangat luas tanpa batas.
Ada yang diberikan kepada kita sudah tertulis dan ada yang tidak
tertulis. Yang tertulis adalah kitabullah dan yang tidak tertulis adalah
alam semesta serta isinya yang disebut sebagai ayat-ayat kauniyyah.
Selain belajar tentang alam semesta, kita juga wajib mempelajari ilmu Allah
Swt. yang tertulis, yaitu al-Qur’an.
Al-Qur’an dapat dipelajari dengan cara membiasakan
membaca tartil, mempelajari artinya, dan memahami kandungannya. Mari membaca al-Qur’an
dengan tartil ayat-ayat berikut ini:
1.
Membaca Q.S. ar-Rahmaan/55:
33
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنِ
اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ (٣٣)
2.
Membaca
Q.S. al-Mujadalah/58:
11
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ
فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (١١)
3.
Menerapkan
Ilmu Tajwid tentang “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah
Hukum bacaan “Al” dibagi
menjadi dua macam, yaitu.
a. “Al” syamsiyah (idgam syamsiyah)
b. “Al” qamariyah (izhar qamariyah)
Kedua macam hukum bacaan
ini dapat diuraikan sebagai berikut.
a. “Al” Syamsiyah
Suatu lafaz mengandung
bacaan “Al” (ال) syamsiyah apabila terdapat “Al”
(ال) diikuti salah satu dari 14 huruf hijaiyah berikut ini.
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
Perhatikan contoh-contoh
berikut ini !
ال diikuti ن قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
النَّاسِ
ال diikuti ت أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
Cara membaca:ال semacam
ini harus diidgamkan. Maksudnya bunyi huruf lam
hilang dan melebur ke
dalam huruf berikutnya. Karena cara membacanya
diidgamkan, maka sering
disebut dengan idgam syamsiyah. Sedangkan dalam penulisannya
huru huruf syamsiyah selalu
bertasydid bila didahului ال
.
b. “Al” Qamariyah
Suatu lafaz mengandung
bacaan “Al” (ال) qamariyah apabila terdapat “Al”
(ال) diikuti salah satu dari 14 huruf hijaiyah:
ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي
Perhatikan contoh-contoh
berikut ini!
ال diikuti ك إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ
الْكَوْثَرَ
ال diikuti م نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ
Cara membaca: ال semacam ini dibaca jelas,
sehingga sering disebut izhar qamariyah.
4.
Mengartikan
Q.S. Ar-Rahman/55: 33
1) Arti mufradat (kosakata/kalimat)
Lafal |
Arti |
يٰمَعْشَرَ |
wahai golongan |
اَلْجِنِّ
وَالْاِنْسِ |
jin dan manusia |
اِنِاسْتَطَعْتُمْ |
jika kalian sanggup |
اَنْ
تَنْفُذُوْا |
untuk menembus |
مِنْ
اَقْطَارِ |
dari sebagian penjuru |
السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ |
langit dan bumi |
فَانْفُذُوْا
|
maka tembuslah |
لَاتَنْفُدُوْنَ |
kalian tidak akan menembusnya |
اِلَّابِسُلطٰنٍ |
kecuali dengan ke kuasaan Allah Swt. |
2)
Terjemahan ayat:
“Wahai golongan jin
dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi,
maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari
Allah) ” (Q.S. ar-Rahman/55: 33)
5.
Mengartikan Q.S.
Al-Mujadalah/58: 11
1) Arti mufradat (kosakata/kalimat)
Lafal |
Arti |
يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ |
wahai orangorang yang |
اٰمَنُوْا |
mereka beriman |
اِذَا
قِيْلَ لَكُمْ |
apabila dikatakan kepada kalian |
تَفَسَّحُوْا |
Berlapanglapanglah kalian |
فِى
الْمَجٰلِسِ |
di dalam majelis |
فَافْسَحُوْا |
maka berlapang-lapanglah |
اَنْشُزُوْا |
berdirilah kalian |
فَانْشُزُوْ |
maka berdirilah |
يَرْفَعِ
اللهُ |
Allah Swt. mengangkat |
مِنْكُمْ |
di antara kalian |
اُوْتُوْا
الْعِلْمَ |
orang yang berilmu |
دَرَجٰتٍ |
beberapa derajat |
بِمَا
تَعْمَلُوْنَ |
dengan apa yang kamu kerjakan |
خَبِيْرٌ |
Allah Swt. Mahateliti |
2)
Terjemahan ayat:
“Wahai orang-orang
yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam
majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan,”Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang
kamu kerjakan.” (Q.S. al-Muj±dalah/58: 11)
B.
Mari Memahami al-Qur’an
1. Kandungan Q.S. ar-Rahman/55: 33 serta Hadis Terkait
Isi kandungan Q.S. ar-Rahman/ 55: 33 s
ang at cocok u ntuk kalian pelajari karena ayat ini menjelaskan pentingnya ilmu
pengetahuan bagi kehidupan umat manusia. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat
mengetahui benda-benda langit. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat
menjelajahi angkasa raya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia mampu menembus
sekat-sekat yang selama ini belum terkuak. Hebat, bukan?
Manusia diberi potensi oleh Allah Swt.
berupa akal. Akal ini harus terus diasah, diberdayakan dengan cara belajar dan
berkarya. Dengan belajar, manusia bisa mendapatkan ilmu dan wawasan yang baru.
Dengan ilmu, manusia dapat berkarya untuk kehidupan yang lebih baik. Nabi
Muhammad saw. bersabda:
عَنْ
اَنَسِ ابْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمْ, طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلٰى كُلِّ مُسْلِمٍ (رَوَاهُ اِبْنُ
مَاجَهْ)
“Dari
Anas ibn Malik r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Menuntut ilmu itu
adalah kewajiban bagi setiap orang Islam ” (H.R.
Ibn Majah)
Tentang pentingnya
menuntut ilmu, Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan
juga menegaskan:
مَنْ
اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمِنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ فَعَلَيْهِ
بَالْعِلْمِ
“Barang siapa yang
menghendaki dunia, maka harus dengan ilmu. Barang siapa yang menghendaki
akhirat maka harus dengan ilmu.”
Nasihat Imam Syafi‘i tersebut
mengisyaratkan bahwa kemudahan dan kesuksesan hidup baik di dunia maupun di
akhirat dapat dicapai oleh manusia melalui ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
tidak akan mudah diperoleh, kecuali dengan beberapa cara dan strategi yang
harus dilalui. Dalam hal ini Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan menegaskan:
اَخِىيْ
لَنْ تَنَالَ الْعِلْمَ اِلَّا بِسِتَّةٍ سَاُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا
بِبَيَانٍ ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَبُلْغَةٌ وَصُحْبَةُ اُسْتَاذٍ
وَطُوْلُ زِمَانٍ
“Saudaraku,engkau
tidak akan mendapatkan ilmu kecuali setelah memenuhi enam syarat, yaitu:
kecerdasan, kemauan yang kuat, kesungguhan, perbekalan yang cukup, dan
kedekatan dengan guru dalam waktu yang lama.”
Ungkapan Imam Syafi‘i di atas penting
diketahui oleh orang-orang yang sedang asyik menuntut ilmu. Cara ini perlu
dilakukan agar berhasil. Perlu adanya semangat juang, harus dekat, akrab, dan
hormat kepada guru agar ilmunya berkah. Mencari ilmu juga perlu waktu yang
lama.
2.
Kandungan
Q.S. al-Mujadalah/58:11 serta
Hadis Terkait
Menjelaskan keutamaan orang-Orang beriman
dan berilmu pengetahuan . Kalau Q.S.ar-Rahman/55:33 menjelaskan
pentingnyailmu pengetahuan, maka ayat ini menegaskan bahwa orang yang beriman dan
berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt.
Mengapa orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan akan diangkat derajatnya? Sudah tentu, orang yang beriman dan
memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan
untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini.
Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi dibanding
orang yang tidak berilmu.
Ayat ini juga menjelaskan tentang
berlapang-lapanglah kalian ketika berada di dalam maj lis (tempat mencari
ilmu). Yakni apabila kita berada di tempat menuntut
ilmu, baik itu di kelas, masjid, maj lis taklim dan lain sebagainya, kita harus
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk sama-sama mendapatkan tempat
duduk yang layak.
Akan tetapi perlu diingat
bahwa orang yang beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan lemah. Oleh karena
itu, keimanan sese orang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan tidak akan
kuat. Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu, tetapi tidak beriman, ia akan
tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama.
C.
Perilaku Orang yang Cinta Ilmu Pengetahuan
Sebelum kalian menerapkan perilaku senang
menuntut ilmu sebagai implementasi Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadalah/58:11,
terlebih dahulu kalian harus membiasakan membaca al-Qur’an setiap hari,
baik yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan maupun yang lainnya.
Sikap dan perilaku terpuji yang dapat
diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. ar-Rahman/55:33 dalam
kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
1. Senang membaca buku-buku pengetahuan sebagai bukti cinta ilmu pengetahuan.
2. Selalu ingin mencari tahu tentang alam semesta, baik di langit maupun di bumi, dengan terus menelaahnya.
3. Meyakini bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah Swt. untuk manusia. Oleh karena itu, manusia harus merasa haus untuk terus menggali ilmu pengetahuan.
4. Rendah hati atas kesuksesan yang diraihya dan tidak merasa rendah diri dan malu terhadap kegagalan yang dialaminya.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan
sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. al-Mujadalah/58: 11 dalam
kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan berusaha untuk mendapatkan
2. pengetahuan tersebut.
3. Bersikap sopan saat belajar dan selalu menghargai dan menghormati guru.
4. Senang mendatangi guru untuk meminta penjelasan tentang ilmu pengetahuan.
5. Selalu menyeimbangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan keyakinan terhadap kekuasaan Allah Swt.
“Ibnu Hajar (Si Anak Batu)”
Ada seorang ulama bernama Ibnu Hajar al-‘Asqalani. Pada mulanya, ia
adalah seorang santri yang bodoh. Meskipun sudah lama belajar, dia belum juga
paham. Akhirnya, Ibnu Hajar memutuskan untuk pulang. Dia pun mohon diri kepada
kyainya supaya diperbolehkan pulang. Dengan berat hati sang kyai membolehkan Ibnu
Hajar pulang, tetapi sambil berpesan agar Ibnu Hajar tidak berhenti belajar.
Akhirnya Ibnu Hajar pulang ke rumah. Di tengah perjalanan, hujan
turun dengan lebat. Dia terpaksa berteduh dalam sebuah gua. Pada saat di gua,
dia mendengar suara gemericik air, lalu dia mendatangi sumber suara tersebut.
Ternyata, itu suara gemericik air yang menetes pada sebongkah batu yang sangat
besar. Batu besar itu berlubang karena telah bertahun-tahun terkena tetesan
air. Melihat batu yang berlubang tersebut, akhirnya Ibnu Hajar merenung. Dia
berpikir, batu yang besar dan keras ini lama-lama berlubang hanya karena
tetesan air. Kenapa aku kalah dengan batu? Padahal akal dan pikiranku tidak
sekeras batu, itu artinya aku kurang lama dan tekun belajar
Setelah berpikir, akhirnya Ibnu Hajar kembali lagi ke pondok untuk menemui
sang kyai. Ia pun belajar lagi dengan penuh semangat. Usaha tersebut tidak
sia-sia. Dia berhasil menjadi orang alim, bahkan dapat mengarang beberapa
kitab. Dari asal mula cerita batu di dalam gua, inilah kemudian beliau diberi
sebutan Ibnu Hajar (Anak Batu).
(Sumber: 60 Biografi Ulama Salaf, Syaikh Ahmad Farid)
D.
Rangkuman
1. Kandungan Q.S.
al-Rahman/55: 33 meliputi:
a. manusia dan jin tidak akan mampu menembus penjuru langit dan bumi untuk mengetahui isinya kecuali atas kekuatan dari Allah Swt.;
b. kekuatan dari Allah Swt. itu berupa akal yang harus dikembangkan dengan cara belajar;
c. belajar itu wajib agar kita dapat menguasai dunia untuk kebaikan umat.
2. Kandungan Q.S.
al-Mujadalah/58: 11 meliputi:
a. perintah untuk menuntut ilmu setinggi mungkin;
b. perintah untuk selalu beriman kepada Allah Swt.;
c. perintah untuk memuliakan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.
3. Rasululah saw. menjelaskan
bahwa, “menuntut ilmu itu kewajiban bagi setiap seorang Islam”. Etika dalam
mencari ilmu antara lain:
a. mencintai ilmu yang sedang dipelajari;
b. menghormati orang yang memberikan ilmu (guru);
c. tidak memotong pembicaran saat guru sedang menjelaskan;
d. mendengarkan penjelasan guru dengan serius.
4. Syarat menuntut ilmu
menurut Imam Syafi‘i adalah, kecerdasan,
sungguh-sungguh, sabar, biaya, petunjuk guru, dan waktu
yang lama.
5. Menuntut ilmu itu hukumnya
wajib (fardu‘ain)
bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan.
6. Suatu bacaan disebut
bacaan “Al” syamsiyah apabila terdapat “Al” diikuti salah satu huruf hijaiyah:
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
7. Suatu bacaan disebut
bacaan “Al” qamariyah apabila terdapat “Al” diikuti salah satu huruf hijaiyah :
ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي
0 comments:
Post a Comment