Marilah kita renungkan, apa jadinya apabila di dunia ini tidak ada
panutan atau teladan. Panutan itu bisa membimbing umatnya untuk beribadah
kepada Sang Pencipta dengan cara yang benar. Jika tidak ada panutan, tentu
banyak sekali masalah yang akan timbul di antara umat manusia. Masing-masing
kelompok saling bertikai untuk mencari benarnya sendiri-sendiri. Manusia akan
saling menyesatkan, berbohong satu sama lainnya, dan kembali ke zaman jahiliah
yang penuh dengan kebodohan, dusta, dan
kebatilan.
Jika tidak ada bimbingan para rasul, tentu hukum rimba akan berlaku.
Siapa yang kuat itulah yang akan menang dan berkuasa. Banyak manusia yang
meninggalkan menyembah kepada Allah Swt digantikan dengan menyembah kepada
patung-patung karena takut dengan ancaman penguasa pada masa itu. Saat itulah
kehidupan manusia penuh dengan kesesatan, kebohongan, dan kejahilan khususnya
di bidang akidah, ibadah, syariah, muamalah, dan akhlak. Manusia akan
berlomba-lomba untuk mencari kebahagian dunia saja tanpa peduli cara yang
digunakan benar atau salah. Bila kita hidup dalam situasi yang demikian,
sungguh tidak nyaman, bukan?
Marilah kita bersyukur kepada Allah Swt yang telah mengutus para
rasul-Nya yang dengan sabar dan gigih, dalam menegakkan kebenaran dengan penuh
kejujuran. Memberi contoh langsung kepada umat manusia menuju ke jalan yang
lurus dan benar. Para rasul menunjukkan kepada umatnya bahwa yang benar adalah
benar dan yang salah adalah salah, meskipun berbagai tantangan dan ancaman
menghadang di depan mata.
Tahukah kalian bahwa semua rasul yang membawa ajaran kebenaran itu
pada mulanya selalu ditentang oleh umatnya. Setelah menerima wahyu atau risalah
dari Allah Swt, mereka kemudian meyakinkan bahwa risalah itu benar-benar dari
Allah Swt. Tatkala mendengar ajakan dari rasul, di antara umat itu ada yang
menerima, tetapi juga tidak sedikit yang menolak. Mereka yang menolak itu
biasanya para tokoh yang telah merasa nyaman dengan kebohongan dan kesesatannya
selama ini. Mereka tidak mau menerima kebenaran yang dibawa oleh para rasul.
Mereka takutjika kehormatan, kemewahan, kekuasaan, dan kesenangan yang ada
selama ini akan hilang. Untuk itu mereka kemudian melawan bahkan memusuhi
utusan Allah Swttersebut.
Mahasuci Allah yang tidak menghendaki manusia hidup dalam kesesatan, kebohongan,
pertengkaran, dan pertikaian. Oleh karena itu, Dia mengutus para nabi dan
rasul-Nya untuk menyelamatkan kehidupan umat manusia dari bencana kehidupan
yang sangat fatal. Para nabi dan rasul mampu mengajak umatnya ke jalan yang
benar sehingga akan bahagia di dunia dan akhirat.
Mutiara
Khazanah Islam
1.
Pengertian Iman Kepada Rasul
a. Pengertian Iman Kepada Rasul
Beriman kepada rasul mengandung maksud menyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah telah mengutus para rasul-Nya untuk menyampaikan wahyu kepada
umat-Nya. Para rasul bertugas menyampaikan wahyu dari Allah untuk memberikan
petunjuk bagi umat manusia ke jalan yang lurus
sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh
sebab itu, kita wajib mempercayai dengan sepenuh hati terhadap kerasulan para utusan
Allah tersebut sebagaimana firman-Nya:
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ
وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ
قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ (١٦٤)
Artinya
: “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika
(Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengahtengah mereka dari kalangan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa)
mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’ān) dan Hikmah (Sunnah,
meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S. Ali Imrān/3:
164)
Ayat tersebut memberikan penjelasan kepada kita bahwa Allah mengutus
rasul dari kalangan manusia sendiri sehingga dapat diteladani. Umat Islam wajib
mengimani seluruh rasul yang diutus oleh Allah Swt. Kita tidak hanya
diperintahkan untuk mengimani Nabi Muhammad saw., tetapi juga harus meyakini
seluruh utusan Allah sepanjang zaman yangjumlahnya ada 25 rasul.
2. Tugas
Para Rasul
Para Rasul memiliki tugas yang diamanatkan Allah kepada mereka. Mereka
merupakan manusia terpilih yang sengaja diutus oleh Allah untuk memperbaiki
keadaan kaumnya. Adapun secara rinci tugas dari para rasul sebagai berikut:
a. Sebagai pembawa ajaran tauhid yang benar,
yakni mengesakan Allah dan meluruskan kembali ajaran tauhid
yang sesat di kalangan kaumnya.
b. Sebagai pembawa kabar gembira bahwa hamba-hamba Allah yang taat
kelak akan mendapatkan balasan kebaikan di surga.
c. Sebagai pemberi peringatan bahwa manusia yang ingkar, berbuat kejahatan,
maksiat, dan menganiaya akan mendapatkan balasan di
neraka.
d. Membina kehidupan manusia agar menerapkan akhlak yang mulia.
3.
Sifat-sifat Para Rasul
Kalian pasti sudah tahu bahwa rasul adalah utusan Allah Swt. Para rasul
mempunyai sifat atau kepribadian yang akan dijadikan teladan atau contoh bagi
umatnya. Selain sifat wajib yang harus dimiliki oleh para rasul, juga ada sifat
mustahil, dan sifat jaiz.
Adapun secara rinci sifat-sifat tersebut adalah:
1) Sifat wajib
Sifat wajib bagi rasul ada empat yaitu:
a) Sidiq artinya
berkata benar. Apapun yang dikatakan oleh rasul merupakan kebenaran. Tidak ada
yang salah sama sekali.
b) Amanah artinya
dapat dipercaya. Seorang rasul sangat dapat dipercaya oleh umatnya. Para rasul
adalah manusia yang jujur dan dapat dipercaya.
c) Tablig artinya
menyampaikan. Seorang rasul adalah manusia pilihan Allah yang menyampaikan
wahyu yang telah diterima kepada umatnya. Wahyu dari Allah tersebut disampaikan
oleh para rasul apa adanya, tidak ditambah maupun dikurangi sedikitpun.
d) Fatanah artinya
cerdas. Seorang rasul adalah manusia pilihan Allah yang cerdas, tidak pelupa,
dan tidak pikun.
2) Sifat mustahil
Adapun sifat mustahil bagi rasul ada empat yaitu:
a) Kazib artinya
dusta. Seorang rasul tidak mungkin berkata dusta dalam kehidupan sehari-harinya
baik di lingkungan keluarga, masyarakat, apalagi di depan umatnya.
b) Khianat artinya tak
dapat dipercaya. Seorang rasul tidak mungkin berkhianat atau ingkar janji
terhadap umatnya.
c) Kitman artinya
menyembunyikan. Seorang rasul tidak mungkin menyembunyikan walaupun sedikit
dari wahyu yang telah diterimanya.
d) Baladah artinya
bodoh. Seorang rasul tidak mungkin bersifat bodoh. Jika seorang rasul bersifat
bodoh, pasti akan diatur dan dipermainkan oleh umatnya.
3) Sifat Jaiz
Adapun sifat jaiznya para
rasul adalah Aradul Basyariyah yaitu bersifat dan berperilaku sebagaimana kebiasaan manusia pada umumnya,
seperti makan, minum, haus, lapar, letih, dan lain sebagainya.
4. Kisah
Dakwah 25 Rasul
Kalian diharapkan sudah hafal nama 25 rasul yang wajib kita ketahui. Oleh
karena itu, selanjutnya marilah kita pelajari sebagian dari kisah dan perjuangannya
dalam berdakwah.
1) Nabi Adam a.s.
Nabi Adam a.s. adalah manusia pertama yang diciptakan Allah Swt. Beliau
adalah cikal-bakal dari seluruh umat manusia yang ada di bumi ini. Nabi Adam
diciptakan oleh Allah dari tanah liat yang kering yang berasal dari lumpur
hitam.
Pada mulanya Nabi Adam a.s. tinggal di surga dan Allah kemudian menciptakan
Hawa untuk menemaninya. Namun, mereka berdua tergoda tipu daya dan dusta setan.
Mereka memakan buah yang dilarang oleh Allah Swt. Mereka berdua kemudian
diturunkan ke bumi. Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa
setan itu selalu menginginkan manusia agar terjerumus dalam kesesatan dan
kebohongan. Maka kita harus berhati-hati terhadap segala tipu daya setan.
Di samping sebagai manusia yang pertama, Nabi Adam a.s. juga menjadi
nabi yang pertama dengan menerima wahyu atau diberi petunjukpetunjuk dari
Allah. Sebagaimana firman Allah Swt.:
فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ
فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (٣٧)
Artinya
: “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima
tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Q.S. al-Baqārah/2
: 37)
Kehidupan Nabi Adam a.s. dan istrinya, Hawa terus berlanjut sehingga turun
temurun dan semakin banyaklah jumlah manusia di muka bumi. NabiAdam a.s.
mengajarkan agar anak dan cucunya senantiasa taat kepada Allah dan menjauhi
tipu daya setan.
2) Nabi Idris a.s.
Nabi Idris a.s. adalah keturunan keenam dari Nabi Adam a.s. Beliau merupakan
manusia pertama dari keturunan Nabi Adam a.s. yang menjadi utusan Allah Swt.
Nabi Idris a.s. berdakwah untuk meluruskan kembali agama Allah, mengajarkan
tauhid, beribadah dan menyembah hanya kepada Allah Swt. Beliau memberi beberapa
pedoman dasar dalam hidup bagi umat-Nya agar selamat dari perbuatan dusta dan
maksiat kepada Allah Swt. Keterangan mengenai Nabi Idris a.s. disebutkan dalam Q.S.
Maryam/19 : 56-57:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ
كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا (٥٦) وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا (٥٧)
Artinya:
“ Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Idris di dalam kitab(al-Qur’ān).
Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi, dan
Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”(Q.S. Maryam/19:56-57)
3) Nabi Nuh a.s.
Nabi Nuh a.s. adalah keturunan yang kesembilan dari Nabi Adam a.s.
Beliau diutus kepada kaumnya yang bernama Bani Rasib yang selalu mendustakan
Allah dan menyembah berhala-berhala. Nabi Nuh diutus untuk berdakwah kepada
kaumnya yang sudah jauh tersesat. Beliau mengajak mereka untuk kembali
menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala.
Nabi Nuh a.s. mengajarkan agar kaumnya melihat alam semesta yang diciptakan
oleh Allah berupa langit, bumi, matahari, rembulan, siang, malam, dan seluruh
kekayaan bumi berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi
kenikmatan hidup kepada manusia. Semua itu merupakan bukti dan tanda nyata akan
adanya keesaan Allah yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka
buat dengan tangan mereka sendiri. Namun, kaum Nabi Nuh a.s. sebagian besar
mendustakan apa yang dikatakan oleh utusan Allah yang mulia ini. Firman Allah
Swt. :
فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي
الْفُلْكِ وَجَعَلْنَاهُمْ خَلائِفَ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا
بِآيَاتِنَا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ (٧٣)
Artinya:”
Kemudian mereka mendustakannya (Nuh), lalu Kami selamatkan dia dan orang yang
bersamanya di dalam kapal, dan Kami jadikan mereka itu khalifah dan kami
tenggelamkan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah
sebagaimana
kesudahan
orang-orang yang diberi peringatan itu.” (Q.S. Yunus/10:73)
Puluhan bahkan ratusan tahun Nabi Nuh a.s. berdakwah. Namun, sebagian
besar dari mereka tetap menyekutukan Allah Swt. Merekamenyombongkan diri dan
berani kepada Nabi Nuh karena merasa memiliki kedudukan, kekayaan, dan
kepandaian melebihi Nabi Nuh a.s. Sebagai pelajaran bagi umat manusia
berikutnya Allah kemudian menurunkan azab berupa banjir disertai angin topan
yang sangat hebat. Saat itu kaumnya banyak yang tenggelam termasuk anaknya yang
bernama Kan’an dan istrinya.
4) Nabi Hud a.s.
Nabi Hud a.s. berasal dari kaum ‘Ad. Beliau keturunan bangsa Arab yang
bertempat tinggal di bukit-bukit pasir. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yang
subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehingga
memudahkan mereka menanam berbagai macam bahan makanan. Kampung halaman mereka
tampak indah dengan taman bunga yang asri. Mereka hidup makmur, sejahtera, dan
bahagia. Dalam waktu yang singkat kaum ‘Ad berkembang biak dan menjadi suku
yang besar.
Namun kemakmuran itu tidak membuat mereka bersyukur. Harta dan
kemakmuran itu membuat mereka lupa kepada Allah Swt. Dengan kemakmuran itu
mereka menjadi sombong, dusta, dan menyekutukan Allah Swt. Allah kemudian
mengutus Nabi Hud a.s. untuk berdakwah, mengajak mereka kembali taat, jujur,
dan menyembah hanya kepada Allah Swt.
Apa yang terjadi? Ternyata sebagian besar dari mereka tetap zalim dan ingkar.
Allah kemudian mengirimkan azab berupa angin dingin yang sangat kencang
disertai petir yang menyambar-nyambar sehingga memusnahkan kaum ‘Ad. Kisah ini
sebagaimana firman Allah Swt.:
فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ بِالْحَقِّ
فَجَعَلْنَاهُمْ غُثَاءً فَبُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (٤١)
Artinya:”
Lalu mereka benar-benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur, dan Kami
jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir, maka binasalah bagi orang-orang
yang zalim.” (Q.S. al-Mu’minūn/23:41)
5) Nabi Shaleh a.s.
Nabi Shaleh a.s. diutus oleh Allah kepada Kaum Tsamud. Kaum Tsamud terjerumus
dengan menyembah berhala dan mendustakan Nabi Shaleh a.s. Untuk meyakinkan
umatnya, Nabi Shaleh a.s. diberi mukjizat oleh Allah berupa seekor unta betina
yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin Allah Swt. Peristiwa ini bertujuan
untuk menunjukkan kebesaran Allah kepada kaum Tsamud.
Malangnya kaum Tsamud masih mengingkari ajaran Shaleh, mereka malah
membunuh unta betina tersebut. Peristiwa itu menunjukkan bahwa mereka sangat
sombong dan ingkar kepada Allah Swt. Allah mengirimkan azab berupa suara
bergemuruh dari gempa yang luar biasa sehingga memusnahkan semuanya.
Sebagaimana firman Allah Swt.:
وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ
فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ (٦٧)
Artinya:
“Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu, lalu
mereka mati bergelimpangan di rumahnya.” (Q.S. Hμd/11:67)
6) Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim a.s. memiliki gelar “Khalilullah” yang artinya kekasih Allah. Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim a.s.
dari kezaliman Raja Namrud. Dikisahkan bahwa Raja Namrud merupakan raja yang
sangat cerdas. Namun kecerdasannya itu membuat dia sombong dan mendustakan Allah.
Dia memaksa dan membohongi rakyatnya untuk menyembah dirinya dan berhala.
Allah kemudian mengutus Rasul yang sangat cerdas. Kecerdasan Ibrahim mampu
mengalahkan kecerdasan Namrud. Meskipun tidak dapat menyadarkan Namrud, Nabi
Ibrahim a.s. berhasil membuka pikiran rakyat di kerajaan itu, sehingga banyak
di antara mereka yang kembali beriman kepada Allah Swt.
Beliau mempunyai dua istri yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dengan
Siti Hajar beliau mempunyai seorang anak yang bernama Ismail sedangkan dengan Siti
Sarah mempunyai seorang anak yang bernama Ishaq. Beliaulah yang membangun
Ka’bah sebagai rumah untuk beribadah yang dibantu oleh anaknya Nabi Ismail.
Adapun batu untuk berpijak pada saat pembangunan Ka’bah (Baitullah) yang
dikenal dengan “Maqam Ibrahim”. Sebagaimana firman Allah Swt.
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ
لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ (٩٦)
Artinya:”sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia, ialah Baitullah
yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua
manusia”.(Q.S. Ali-Imrān/3:96)
7) Nabi Lut a.s.
Nabi Lut a.s. diutus oleh Allah kepada kaumnya, yakni kaum Sadum. Kaum
ini telah melakukan kemungkaran yang melewati batas. Mereka memiliki kebiasaan
berhubungan seksual dengan sesama jenis. Laki-laki menyukai laki-laki dan
perempuan menyukai perempuan. Mereka senang melakukan kejahatan-kejahatan,
perampokan, serta pembunuhan.
Allah kemudian mengutus Nabi Lut a.s. untuk mengajak mereka agar kembali
ke jalan yang benar. Nabi Lut a.s. mengajak agar kembali taat kepada Allah dan
kembali ke fitrah manusia untuk suka dan menikah kepada lawan jenis, bukan
kepada sesama jenis.
Kaum Sadum tidak menggubris dakwah Nabi Lut a.s. Mereka tetap pada
pendiriannya. Allah kemudian memberikan azab-Nya berupa hujan batu dari tanah
yang panas sebagaimana firman Allah Swt.
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا
سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ (٨٢)
Artinya:
“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum
lut,, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang
terbakar.”(Q.S. Hud/11:
82)
8) Nabi Ismail a.s.
Nabi Ismail a.s. adalah seorang yang sangat sabar, penyantun, serta berhati
lembut. Beliau selalu menepati janji, sebagaimana firman Allah Swt.
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ
كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولا نَبِيًّا (٥٤)
Artinya:”
Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ismail di dalam kitab (al-Qur’ān). Dia
benar-benar seorang yang benar janjinya, seorang Rasul dan Nabi.”(Q.S. Maryam/19:54)
9) Nabi Ishaq a.s.
Nabi Ishaq a.s. dilahirkan di desa Habrun. Beliau mempunyai putera Al Aish
dan Nabi Ya’qub a,s. Beliau melanjutkan risalah agama yang dibawa oleh bapaknya
yaitu Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ishaq a.s. dikenal dengan sifat ramah dan pandai
hingga umatnya merasa senang, rukun, dan diberi kemakmuran yang berlimpah ruah
oleh Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt.:
وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ
وَيَعْقُوبَ أُولِي الأيْدِي وَالأبْصَارِ (٤٥)
Artinya:
“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai
kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi).”(Q.S. Sad/38:45)
10) Nabi Ya’qub a.s.
Nabi Ya’qub a.s. adalah putra dari Nabi Ishaq a.s. Dengan demikian beliau
sekaligus menjadi cucu Nabi Ibrahim a,s. Di dalam al-Qur’ān
nama beliau sering disandingkan dengan
Nabi Ibrahim a.s.
Dikisahkan bahwa Nabi Ya’qub menikah dengan dua perempuan kakak beradik
bernama Layla dan Rahil. Perlu kalian ketahui bahwa pada zaman itu menikahi dua
perempuan bersaudara tidak dilarang. Dari pernikahannya dengan Rahil itu, Nabi
Ya’qub memiliki dua anak yakni Bunyamin dan Nabi Yusuf a.s. Kepada anak-anaknya,
Nabi Ya’qub a.s. senantiasa berwasiat agar menjadi orang yang beriman kepada
Allah Swt., firman Allah :
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ
وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلا تَمُوتُنَّ
إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٣٢)
Artinya:”
Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub.
“Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka
janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (Q.S. Al-Baqārah/2:132)
11) Nabi Yusuf a.s.
Nabi Yusuf a.s. adalah putera yang disayangi oleh Nabi Ya’qub a.s. Ini
disebabkan tidak lain karena Nabi Yusuf a.s. memiliki akhlak yang mulia. Ia
juga dianugerahi wajah yang sangat tampan.
Nabi Yusuf a.s. memiliki kelebihan dapat menafsirkan mimpi. Dengan kelebihannya
itulah pada akhirnya mengantarkan Nabi Yusuf a.s. menjadi bendahara di kerajaan
Mesir. Saat beliau menjadi bendahara kerajaan, negeri Mesir dipimpin oleh Raja
Qitfir yang tidak lain adalah suami Zulaikha.
Kelebihan yang dimiliki oleh Nabi Yusuf a.s. tersebut dijelaskan dalam
firman Allah Swt.:
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الأرْضِ
إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ (٥٥)
Artinya:
“Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.” (Q.S. Yusuf/12:55)
12) Nabi Ayyub a.s.
Nabi Ayyub a.s. adalah seseorang yang mempunyai kekayaan yang melimpah
ruah, baik berupa binatang ternak maupun tanah pertanian yang luas yang
membentang di daerah Hauran. Allah memberikan ujian cobaan dengan lenyapnya
seluruh harta. Ia juga ditimpa penyakit kulit yang luar biasa sehingga
dikucilkan oleh masyarakat dan dibuang di penampungan sampah Bani Israil.
Sekujur tubuhnya banyak dihinggapi berbagai macam serangga. Nabi Ayyub a.s.
menjalaninya dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Bahkan beliau menambah
keimanan dan ketaatannya kepada Allah serta selalu meningkatkan rasa syukur
kepada Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt.:
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى
رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ (٤١)
Artinya:”
Dan ingatlah akan hamba kami Ayyub, ketika dia menyeru Tuhan-Nya:” Sesungguhnya
aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.”(Q.S. Shaad/38:41)
13) Nabi Syu’aib a.s.
Nabi Syu’aib a.s. bergelar Khotibul Anbiya yang artinya ahli pidato nabinabi. Ini disebabkan karena kefasihan,
ketinggian, dan kedalaman katakatanya dalam menyampaikan risalah agama kepada
umatnya. Beliau diutus untuk menuntun penduduk Madyan. Kala itu penduduk Madyan
menyembah “Aikah” yaitu pohon besar yang berada di hutan. Mereka juga mempunyai
kebiasaan melakukan perbuatan keji dan tercela, merampok, menipu, dan
mengurangi takaran timbangan.
Para penduduk Madyan beranggapan bahwa mengurangi timbangan dalam jual
beli merupakan hal yang biasa. Bahkan mereka beranggapan bahwa hal itu
merupakan salah satu bentuk keahlian dan kepandaian dalam jual-beli.
Nabi Syu’aib a.s. datang dan mengingatkan bahwa hal tersebut merupakan
hal yang hina dan termasuk pencurian. Nabi Syu’aib a.s. memberitahukan kepada
mereka bahwa beliau khawatir jika mereka meneruskan perbuatan keji dan dusta
itu niscaya akan turun kepada mereka azab di mana manusia tidak akan dapat
menghindar dari siksaan itu.
Penduduk Madyan menolak dan mendustakan ajakan dan ajaran tersebut
hingga akhirnya Allah menurunkan Azab berupa petir dan kilat yang menghanguskan
mereka:
الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَأَنْ لَمْ
يَغْنَوْا فِيهَا الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَانُوا هُمُ الْخَاسِرِينَ (٩٢)
Artinya:”
Orang-orang yang mendustakan Syuaib seakan-akan mereka belum pernah tinggal di
(negeri) itu. Mereka yang mendustakan Syuaib, itulah orang-orang yang
rugi.”(Q.S. al-A’rāf/7: 92)
14) Nabi Musa a.s.
Nabi Musa a.s. dilahirkan pada saat Fir’aun sedang merajalela berbuat kezaliman
dan sewenang-wenang di muka bumi Mesir serta membuat penduduk menjadi terpecah
belah. Fir’aun menindas rakyatnya dan menyembelih anak laki-laki yang baru
lahir, sedangkan anak perempuan dibiarkan hidup. Ini semua dilakukan karena ia
percaya pada ramalan bahwa suatu saat akan ada laki-laki yang menggantikan
tahtanya. Ketika Musa lahir Allah memberikan petunjuk agar dihanyutkan di
sungai Nil. Ternyata bayi itu diambil oleh para pembantu Fir’aun dan dibawa ke
istana. Akhirnya, ia dijadikan anak angkat oleh istri Firaun.
Nabi Musa kemudian menjadi putra angkat di istana Fir’aun. Setelah dewasa
Nabi Musa menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari bangsa Bani Israil.
Nabi Musa a.s. berkeinginan untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan
Fir’aun di Mesir. Setelah Allah memberikan petunjuk dan wahyu kepada Nabi Musa
a.s. di Lembah Tuwa, maka beliau dengan penuh kemantapan pergi ke kerajaan
Mesir untuk berdakwah kepada raja Fir’aun.
Firman Allah:
اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (١٧)
Artinya:”
Ketika Tuhan memanggilnya (Musa) di lembah suci yaitu Lembah Tuwa; Pergilah
kamu kepada Fir’aun! Sesungguhnya ia telah melampaui batas.” (Q.S.
an-Nāzi’āt/79:16-17)
15) Nabi Harun a.s.
Nabi Harun a.s. adalah seorang yang saleh dan berhati lembut yang mengemban
risalah kenabian bersama dengan Nabi Musa a.s. Mereka diutus untuk Bani Israil.
Nabi Harun a.s. adalah seorang nabi dan rasul sebagaimana firman Allah Swt.:
وَوَهَبْنَا لَهُ مِنْ رَحْمَتِنَا أَخَاهُ
هَارُونَ نَبِيًّا (٥٣)
Artinya:
Dan Kami telah menganugerahkan sebagian rahmat Kami kepadanya, yaitu (bahwa)
saudaranya, Harun, menjadi nabi.(Q.S. Maryam/19:53)
16) Nabi Zulkifli a.s.
Beliau diberi nama Zulkifli yang artinya orang yang mempunyai kesanggupan
karena beliau pernah berjanji akan menyelesaikan semua persoalan serta akan
memberikan keputusan yang adil di antara kaumnya. Sebagaimana firman Allah
Swt.:
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ
كُلٌّ مِنَ الصَّابِرِينَ (٨٥)وَأَدْخَلْنَاهُمْ فِي رَحْمَتِنَا إِنَّهُمْ مِنَ
الصَّالِحِينَ (٨٦)
Artinya:
“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Mereka semua termasuk
orang-orang yang sabar. Dan Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sungguh,
mereka termasuk orang-orang yang saleh”.(Q.S. al-Anbiyā/21:85-86)
17) Nabi Daud a.s.
Nabi Daud a.s. diutus oleh Allah kepada kaum Bani Israil. Pada saat itu
Jalut berlaku sewenang-wenang, menindas, serta mengusir Bani Israil. Allah
memberikan kelebihan kepada Nabi Daud a.s. antara lain:
a) dapat melunakkan besi yang digunakan sebagai perlengkapan perang,
b) gunung-gunung dan burung-burung bertasbih kepadanya. Sebagaimana firman
Allah Swt.:
وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُدَ مِنَّا فَضْلا يَا
جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ (١٠)
Artinya:
“Dan sungguh, Telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami
berfirman), “Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang
bersama Daud,” dan Kami telah melunakkan besi untuknya”.(Q.S. Saba’/34:10)
18) Nabi Sulaiman a.s.
Nabi Sulaiman a.s. adalah nabi yang mewarisi ilmu pengetahuan dan kitab
Zabur milik Nabi Daud a.s. Beliau memiliki tentara yang terdiri dari jin, manusia,
dan burung-burung. Mereka dapat diatur dan berbaris dengan tertib. Beliau pula
dapat mengerti bahasa burung dan semut. Wafatnya Nabi Sulaiman dirahasiakan
oleh Allah dari semua makhluk, kecuali rayap yang telah memakan tongkatnya.
Sebagaimana firman Allah Swt.:
وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ
... (١٢)
Artinya:
“Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya pada waktu pagi
sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan
perjalanan sebulan (pula)...”(Q.S. Saba’/34:12)
19) Nabi Ilyas a.s.
Nabi Ilyas a.s. sering dipangggil dengan sebutan Ibnu Yasin. Beliau diutus
untuk kaum Ba’albak yang menyembah berhala yang benama Ba’al yang berasal dari
Phunicia. Sebagaimana Firman Allah Swt.:
وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (١٢٣)
إِذْ
قَالَ لِقَوْمِهِ أَلا تَتَّقُونَ (١٢٤) أَتَدْعُونَ
بَعْلا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ الْخَالِقِينَ (١٢٥)
Artinya:”
Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul (Ingatlah) ketika
dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu tidak ber-takwa?Patutkah kamu
menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan (Allah) sebaik-baik pencipta.”(Q.S. as-Shaffat/37:123-125)
20) Nabi Ilyasa a.s.
Nabi Ilyasa a.s. diangkat oleh Allah menjadi Rasul untuk Bani Israil
yang membawa risalah kenabian menggantikan Nabi Ilyas a.s. Umatnya banyak yang
berbuat durhaka kepada Allah sebagaimana firman Allah Swt.:
وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا
وَكُلا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ (٨٦)
Artinya:”
dan Ismail, Ilyasa‘, Yunus, dan Lut. Masing-masing Kami lebihkan (derajatnya)
di atas umat lain (pada masa-nya).”(Q.S. al-An’ām/6:86)
21) Nabi Yunus a.s.
Nabi Yunus a.s. diberi gelar Dzun-Nun diutus oleh Allah untuk kaum Nainuwi.
Umat Nabi Yunus a.s. banyak yang durhaka kepada Allah sehingga Nabi Yunus pergi
meninggalkannya. Di tengah perjalanan Nabi Yunus dilemparkan ke laut karena
kapal yang ditumpanginya kelebihan muatan. Atas pertolongan Allah, Nabi Yunus
a.s. yang ditelan ikan paus yang sangat besar dimuntahkan kembali hingga
terdampar di daerah yang tandus dan tidak ada makanan apapun kecuali pohon
Yaqthin (sejenis labu). Sebagaimana firman Allah Swt.:
وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا
وَكُلا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ (٨٦)
Artinya:”
dan Ismail, Ilyasa‘, Yunus, dan Lut. Masing-masing Kami lebihkan (derajatnya)
di atas umat lain (pada masa-nya).”(Q.S. al-An’ām/6:86)
22) Nabi Zakariya a.s.
Nabi Zakariya a.s. diangkat menjadi rasul untuk kaum Bani Israil. Nabi
Zakaria dikenal sebagai nabi yang gigih memperjuangkan agama Allah dan tidak
pernah putus asa. Setiap berdoa, beliau selalu memohon agar memiliki seorang
anak yang nantinya akan melanjutkan tugasnya menyeru umat kepada kebenaran.
Sebagaimana firman Allah Swt.:
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
(٣٨)
Artinya:
“Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah
aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar
doa.”(Q.S. ²li
Imrān/3: 38)
23) Nabi Yahya a.s.
Nabi Yahya a.s. adalah putra Nabi Zakariya a.s. yang melanjutkan
risalah ayahnya. Sejak kecil ia terpelihara atau terjaga dari perbuatan syirik
dan maksiat. Sebagaimana firman allah Swt.:
يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ
وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا (١٢)
Artinya:
“Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.”
Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak.”(Q.S.
Maryam/19:12)
24) Nabi Isa a.s.
Nabi Isa a.s. diangkat menjadi nabi untuk menyerukan agama kepada kaum
Bani Israil. Pokok ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa sama dengan ajaran Islam
sekarang yaitu mengesakan Allah. Kitab yang diturunkan kepadanya adalah Injil. Nabi Isa a.s. mempunyai sahabat yang dikenal dengan nama Al-Hawariyyun
yang berjumlah 12 orang. Nabi Isa a.s.
dikejarkejar oleh tentara kerajaan Herodes yang sangat kejam. Akhirnya Nabi Isa
a.s. bisa ditangkap karena bantuan Yahuda, sahabat Nabi Isa a.s. berkhianat kepadanya.
Atas pertolongan Allah maka Nabi Isa a.s. diselamatkan dan diangkat ke langit
pada saat usia 33 tahun.
Tentang kerasulan Nabi Isa a.s. ini dijelaskan dalam firman Allah
Swt.:
مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلا رَسُولٌ
قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ ....
(٧٥)
Artinya:”
Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu
beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran...
“.(Q.S. al-Māidah/5:75)
25) Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw. dilahirkan di dalam masyarakat jahiliyah yang menyembah
berhala, suka berjudi, mabuk-mabukan, menindas, berdusta, dan merendahkan kaum
wanita. Nabi Muhammad saw dikenal sebagai seorang pemuda yang memiliki sifat
yang lemah lembut, suka menolong, dan selalu berkata jujur sehingga diberi
gelar “Al Amin” yang
artinya yang terpercaya.
Nabi Muhammad saw. mengubah kepercayaan bangsa Arab Quraisy dan adat
istiadatnya dengan ajaran Islam. Nabi Muhammad saw adalah nabi dan rasul yang
terakhir yang membawa ajaran Islam yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia
di dunia. Pada saat Nabi Muhammad saw sedang bertahannus
(menyendiri dan beribadah) di Gua Hira’
datanglah Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama surat
al-Alaq ayat 1-5.
Mengenai kerasulan Nabi Muhammad saw ini, dinyatakan oleh Allah dalam
firman-Nya:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا
يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا .... (٢٩)
Artinya:
“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu
melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya...”(Q.S.
al-fath/48:29)
5. Rasul Ulul
Azmi
Kalian sudah tahu bahwa Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui ada 25 orang.
Di antara 25 rasul tersebut ada 5 rasul yang diberi gelar “Ulul
Azmi” yang artinya orang-orang yang memiliki
keteguhan hati dalam menghadapi dan cobaan dari Allah Swt. Adapun 5 rasul
tersebut adalah:
a. Nabi Nuh a.s.
b. Nabi Ibrahim a.s.
c. Nabi Musa a.s.
d. Nabi Isa a.s.
e. Nabi Muhammad saw.
Para rasul ulul azmi diberikan mu’jizat (kemampuan luar biasa) oleh Allah agar umatnya percaya bahwa dirinya adalah
seorang rasul pilihan Allah Swt. Adapun mu’jizat yang diberikan oleh Allah
kepada para nabi Ulul Azmi adalah:
a. Nabi Nuh a.s.
Nabi Nuh a.s. diberi mu’jizat oleh Allah dapat membuat perahu yang sangat besar yang dapat memuat
semua umatnya yang beriman kepada Allah dan semua jenis hewan yang hidup pada
zaman tersebut sepasang-sepasang.
b. Nabi Ibrahim a.s.
Mu’jizat
yang diberikan oleh Allah kepada Nabi
Ibrahim a.s. adalah tidak terbakar oleh api ketika dibakar oleh Raja Namrudz.
c. Nabi Musa a.s.
Mu’jizat
yang diberikan oleh Allah kepada Nabi
Musa a.s. adalah tongkatnya dapat berubah menjadi ular raksasa, tangannya dapat
mengeluarkan cahaya ketika diminta bukti atas kerasulannya, serta dapat
membelah laut Merah menjadi jalan ketika dikejar oleh raja Fir’aun dan bala
tentaranya.
d. Nabi Isa a.s.
Mu’jizat
yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Isa
as. adalah dapat mengobati berbagai macam penyakit yang sulit disembuhkan, membuat
burung dari tanah, dan dapat menghidupkan orang yang
sudah meninggal walaupun sebentar.
e. Nabi Muhammad saw.
Mu’jizat
yang diberikan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad saw. adalah terbelahnya bulan menjadi dua walaupun hanya tampaknya, dapat
mengeluarkan air dari celah-celah jarinya, al-Qur’ān sebagai kitab yang paling lengkap dan sempurna serta selalu dijaga
kemurniaannya sampai akhir zaman serta peristiwa isra’ mi’raj dari Masjidil
Haram sampai Sidratul Muntaha.
6. Hikmah Beriman kepada Rasul Allah Swt.
Kalian sudah mempelajari iman kepada rasul Allah baik itu pengertiannya,
nama-namanya, sifat-sifatnya, dan rasul ulul azmi. Dengan beriman kepada rasul
tentunya kita dapat mengambil hikmah dari pembelajaran tersebut. Adapun hikmah
yang dapat kalian laksanakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah:
a. Meneladani sifat-sifat mulia para Nabi dan Rasul, seperti bersikap adil,
jujur, kesabaran, keteguhan, dan semangatnya dalam berdakwah menegakkan
ajaran-ajaran Allah Swt.
b. Umat-umat terdahulu mengalami kehancuran dan mendapat azab dari
Allah karena mereka ingkar, sombong, dan menyukutukan Allah. Hal ini menjadi
pelajaran bagi kita untuk senantiasa menjaga keimanan dan perilaku kita agar
sesuai dengan ajaran Allah Swt.
c. Selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah agar negeri
kita mendapatkan kemakmuran dan keberkahan.
d. Kita selalu patuh dan taat dalam melaksanakan semua yang diperintahkan
oleh Allah dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.
Kisah
Teladan
Kisah Nabi Musa dengan Qarun
Qarun termasuk kaum Nabi Musa a.s. Semula ia adalah
seorang yang sangat miskin. Suatu saat ia memohon kepada Nabi Musa agar
didoakan menjadi kaya. Dengan izin Allah, maka Qarun beberapa waktu kemudian menjadi
kaya. Harta dan simpanannya sangat banyak. Bahkan kunci-kunci simpanan
kekayaannya tidak dapat dibawa kecuali oleh beberapa orang yang bertubuh kuat.
Akan tetapi, Qarun mendurhakai Nabi Musa dan Harun, ia
tidak menerima nasihat keduanya, dan ia menyangka bahwa harta dan kenikmatan
yang didapatkannya adalah semata-mata haknya. Tidak ada hak orang lain termasuk
fakir miskin. Ia bersikukuh bahwa ia memperolehnya semata-mata karena kerja
keras dan ilmunya.
Suatu hari, Qarun keluar ke Madinah dengan perhiasan yang
gemerlap dan perlengkapan yang banyak sambil memakai pakaian yang tampak mewah seperti
seorang raja. Ketika ia melewati berpapasan dengan orang lain, maka sebagian
mereka mendekatinya untuk memberinya nasihat dengan berkata, “Janganlah kamu
terlalu bangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang terlalu
membanggakan diri. Ingatlah akan negeri akhirat, dan janganlah kamu terlena
dengan gemerlap dunia.”
Mendengar nasihat itu Qarun menolaknya dengan sombong, ia berkata,“Sesungguhnya
harta itu milikku, apa urusan kalian? Aku bisa kaya raya karena ilmu dan
keahlian yang ada padaku.” Ia begitu sombongnya dan menyatakan bahwa harta yang
diperolehnya ini karena kecerdasan dan kemampuannya, bukan karena siapa-siapa.
Suatu ketika Qarun keluar ke hadapan manusia dengan satu
iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya, dan segala
kemewahannya untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Saat itu,
sebagian manusia ada yang terpukau dengan kekayaan dan perhiasan Qarun, mereka ingin
sekiranya mereka mempunyai seperti yang dimiliki Qarun, tetapi orangorang saleh
di antara mereka berkata, “Janganlah kamu silau dengan harta, pahala Allah lebih baik bagi orang yang beriman dan beramal saleh.”
Ketika Qarun terus bersikap matrialistis, sombong, dan congkak, maka Allah
membenamkan Qarun dan rumahnya ke dalam bumi, dan tidak ada seorang pun yang
mampu menolongnya. Ketika peristiwa mengerikan itu terjadi, orang-orang yang
semula ingin seperti Qarun itu, berkata, “Aduhai, benarlah Allah melapangkan
rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hambahamba-Nya dan menyempitkannya;
kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah
membenamkan kita (pula). Wahai, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari
(nikmat Allah).”
Sumber : kisahmuslim.com
Rangkuman
1. Pengertian iman kepada Rasul adalah menyakini dengan
sepenuh hati bahwa Allah telah mengutus para rasul-Nya untuk menyampaikan wahyu
kepada umatnya.
2. Para Nabi dan Rasul yang harus kita ketahui sebagaimana
dinyatakan dalam al-Qur’ān jumlahnya ada 25 nabi dan rasul. Kisah perjuangan dalam
berdakwah dapat menjadi teladan bagi kehidupan kita saat ini.
3. Sifat-sifat Rasul
Sifat wajib para rasul ada 4 yaitu:
Siddiq, Amanah, Tablig, dan
Fatanah.
Sifat mustahilnya para rasul ada 4 yaitu :
Kazib, Khianat, Kitman, dan
Baladah.
Sifat Jaiz para rasul ada 1 yaitu
“Iradhul Basyariyah”
yaitu memiliki sifat dan kebutuhan hidup sebagaimana manusia
pada umumnya.
4. Rasul Ulul Azmi
Ada 5 rasul yang diberi gelar “Ulul azmi” yang
artinya orang-orang yang memiliki keteguhan hati dalam menghadapi dan cobaan
dari Allah Swt. Adapun 5 rasul tersebut adalah: Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.As., Isa a.s., dan Muhammad saw.
5. Hikmah beriman kepada Rasul Allah Swt.
Adapun hikmah yang dapat kalian laksanakan dalam kehidupan seharihari adalah:
a. Kita selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Swt.
b. Kita selalu mengerjakan dan mengamalkan apa yang telahdicontohkan
oleh para rasul.
c. Menjadikan para Rasul sebagai teladan dalam kehidupan seharihari.
d. Kita selalu patuh dan taat dalam melaksanakan semua yang diperintahkan
oleh Allah dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.
Sumber : ( Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas VIII Revisi 2017 Kemendikbud )
0 comments:
Post a Comment