Mari kita renungkan, banyak orang harus dibantu dengan tabung oksigen untuk bernafas, dibantu dengan kaki palsu dan tongkat untuk berjalan, untuk berbicara mengggunakan bahasa isyarat, dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lainnya. Pernahkah mereka berputus asa atau menyesali dengan keadaan tersebut? Ternyata mereka tetap optimis dan selalu mensyukuri nikmatnikmat lain yang telah Allah berikan kepadanya.
Dengan contoh tersebut, orang yang terlahir dalam kondisi lebih
sempurna semestinya lebih mensyukuri nikmat yang Allah Swt. Kita sudah diberi
sepasang mata. Apakah sudah digunakan untuk melihat hal-hal yang baik? Atau
justru sebaliknya digunakan untuk berbuat maksiat. Kita diberi sepasang
telingga. Apakah sudah digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang baik pula?
Sudahkah kita menjadi orang yang pandai untuk bersyukur?
Mewujudkan ungkapan syukur dapat dilakukan kapan saja, di mana saja,
dan dengan berbagai cara. Kita dapat mengungkapkan rasa syukur sesaat setelah
menerima nikmat, setiap selesai śalat, setelah
makan, ketika bangun tidur, setelah selesai buang hajat, dan sebagainya. Kita
juga dapat mengungkapkan rasa syukur ketika berada di rumah, di jalan, di
sekolah, bahkan ketika berada di lapangan sepak bola pun kita dapat
mengungkapkan rasa syukur. Cara mengungkapkan rasa syukur juga bermacam-macam,
seperti dengan mengucapkan alhamdulillah, melakukkan sujud syukur, memberi sedekah, dan memperbanyak ibadah.
Di samping itu, seseorang yang diberi nikmat berupa kesehatan bisa mensyukurinya
dengan cara menggunakan kesehatan tersebut untuk melakukan amal kebaikan.
Seseorang yang ingin bersyukur karena sudah dianugerahi sepasang mata, sudah
semestinya bersyukur dengan cara menggunakannya untuk melihat yang baik-baik.
Begitu juga seseorang yang ingin bersyukur karena telah diberi sepasang telinga
pasti digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang baik juga. Apapun yang
diberikan oleh Allah kepada kita itulah yang terbaik buat kita. Kita wajib
ikhlas dengan takdir Allah, meskipun kadang-kadang takdir tersebut tidak kita
sukai.
Wahai anak yang saleh. Menjadi orang yang pandai bersyukur itu sangat penting.
Tatkala kita diberi oleh Allah dengan berbagai nikmat dan kelebihan, orang yang
pandai bersyukur tidak akan terjerumus kepada kesombongan. Ingatlah bahwa
sehebat apapun manusia, dia tetaplah seorang hamba. Hambadari Allah Yang Maha
Perkasa, Mahakuasa, Mahakaya, dan Mahatinggi. Oleh karena itu, kita selalu
diperintahkan untuk sujud dan merendahkan diri di hadapan Allah Swt. Sujud itu
dilakukan pada saat śalat, atau
sujud-sujud yang lain seperti sujud syukur, sahwi, dan tilawah. Semoga dengan
bersujud hati dan jiwa kita menjadi lebih tenang.
Mutiara
Khazanah Islam
Sujud merupakan satu bentuk kepasrahan dan penghambaan diri kepada Allah
Swt. Hanya kepada Allah sajalah manusia itu boleh bersujud. Adapun kepada
sesama manusia kita diperintahkan untuk saling menghormati saja. Pada saat kita
sujud maka dahi, telapak tangan, kaki, dan lutut semua menempel ke tanah (alas
sujud). Inilah posisi paling ideal sebagai bentuk kepasrahan, ketundukan, dan
kepatuhan total kepada Allah Swt.
Sujud sudah sangat lazim dilakukan
di dalam śalat. Segala macam
jenis śalat
pasti ada sujudnya, kecuali śalat jenazah. Di dalam śalat fardu,
setiap rakaat ada dua kali sujud. Dalam sehari semalam kita wajib śalat sebanyak 17 rakaat, berarti
kita telah melakukan sujud sebanyak 34 kali. Jika kita menambah dengan bebagai
macam amalan śalat sunnah, akan lebih banyak
kita bersujud kepada Allah Swt. Namun, yang akan kita bahas dalam uraian
berikut ini adalah sujud-sujud yang dilakukan di luar rukun śalat tersebut. Macam-macam sujud yang dimaksud meliputi sujud syukur, sahwi, dan tilawah.
1. Sujud
Syukur
a.
Pengertian Sujud Syukur
Syukur artinya berterima kasih kepada Allah Swt. Sujud syukur ialah sujud
yang dilakukan ketika seseorang memperoleh kenikmatan dari Allah atau telah
terhindar dari bahaya. Untuk mengungkapkan syukurseringnya kita hanya dengan
mengucapkan kata “alhamdulillah”.
Ternyata, di samping dengan menguncapkan hamdalah, kita juga diajarkan cara lain
untuk mengungkapkan rasa syukur tersebut. Cara lain yang dimaksud adalah dengan
sujud syukur.
Ketika melakukan sujud syukur, ekspresi syukur itu tidak hanya terucap
dalam lisan saja, namun juga dalam bentuk tindakan berupa sujud. Sungguh indah
ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. kepada kita.
b. Dasar
Hukum Sujud Syukur
Adapun hukum melakukan sujud syukur adalah sunnah sebagaimana hadis Rasulullah berikut :
عَنْ
اَبِيْ بَكْرَةَ اَنَّالنَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ اِذَا
اَتَاهُ اَمْرٌ يَسُرُّهُ اَوْبُشْرٰى بِهٖ خَرَّسَا جِدًا شُكْرًا لِلّٰهِ
(رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ)
Artinya
:“Dari Abu Bakrah, “Sesungguhnya apabila datang kepada Nabi saw.
Sesuatu yang menggembirakan atau kabar suka, beliau langsung sujud
bersyukur kepada Allah.” (H.R. Abu Dawud dan Tirmizi).
c.
Sebab-sebab Melakukan Sujud Syukur
Sebab-sebab melaksanakan sujud syukur adalah :
1) Mendapatkan nikmat dari Allah Swt.
Apabila kita mendapatkan nikmat atau baru saja kita mendapatkan kabar yang
menggembirakan, seketika itu juga ia melakukan sujud syukur tanpa menunda-nundanya
lagi. perhatikan kisah pak Hamdi dan Miftah berikut ini :
Pak Hamdi baru selesai menunaikan ibadah
Haji. Dia tiba kembali di tanah air. Sesaat setelah mendarat di bandara, Pak
Hamdi melakukan sujud. Miftah yang ikut menjemput, saat itu melihat ayahnya
melakukan sujud, dia kemudian bertanya, “Ayah, tadi melakukan sujud apa?”
Pak Hamdi menjawab, “Itu namanya sujud
syukur. Ayah bersyukur telah diberi kekuatan dan kemudahan dalam menunaikan
ibadah haji. Ayah juga bersyukur dapat tiba kembali di tanah air kita tercinta
ini. Dan ayah bersyukur dapat bertemu kalian dalam keadaan sehat.
“Wah, kalau begitu aku juga akan
melakukan sujud syukur, Ayah.” Seru Hamdi.
Ayahnya balik bertanya, “Adakah kabar
gembira yang akan kamu sampaikan?”
“Ya, Ayah. Alhamdulillah
aku mendapat nilai
bagus.”
Pak Hamdi menjawab, “Alhamdulillah, sungguh besar nikmat Allah yang telah diberikan
kepada keluarga kita.”
2) Terhindar dari bahaya (kesusahan yang besar)
Apabila kita terhindar dari bahaya atau bencana yang ketika itu
terjadi, maka segeralah untuk melakukan sujud syukur tanpa menunda-nundanya lagi.
Misalnya, ketika terjadi gempa bumi, seisi rumah ternyata dapat menyelamatkan
diri semua. Maka saat itu disunnahkan untuk
melakukan sujud syukur.
d. Tata Cara
Melakukan Sujud Syukur
Tata cara sujud syukur cukup mudah untuk dipraktikkan dan dilaksanakan.
Adapun tata caranya adalah sebagai berikut :
1) Menghadap kiblat
2) Niat untuk sujud syukur
3) Sujud seperti sujud dalam śalat dengan
membaca do’a sebagai berikut:
سُبْحَانَ
اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ وَلَا
حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Artinya
: “Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah,
Allah Mahabesar, dan tiada kekuatan serta daya upaya kecuali atas ijin
Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung.”
4) Duduk kembali
5) Salam
e. Hikmah Sujud Syukur
Hikmah melakukan sujud syukur, sebagai berikut :
1) Orang yang mendapatkan nikmat dan kelebihan kalau tidak berhatihati
dapat lupa diri sehingga menjadi angkuh atau sombong. Orang yang melakukan
sujud syukur akan terhindar dari sifat sombong atau angkuh tersebut.
2) Memperoleh kepuasan batin berkaitan dengan anugerah yang diterima dari
Allah Swt.
3) Merasa dekat dengan Allah sehingga memperoleh bimbingan dan hidayah-Nya.
4) Memperoleh tambahan nikmat dari Allah Swt. dan selamat dari siksa-Nya.
2. Sujud Sahwi
a. Pengertian Sujud Sahwi
Sujud sahwi adalah sujud yang
dilakukan karena lupa atau ragu-ragu di dalam śalat. Sujudnya dua kali dan dilakukan setelah membaca tahiyat akhir
sebelum salam.
b. Dasar Hukum Sujud Sahwi
Adapun hukum melakukan sujud sahwi adalah sunnah sebagaimana hadis Rasulullah saw. sebagai berikut:
عَنْ
اَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اِذَا شَكَّ اَحَدُكُمْ فِيْ صَلَاتِهٖ فَلَمْ يَدْرِكُمْ صَلَّى ثَلَاثًا اَوْ
اَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلٰى مَااسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ
سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ اَنْ يُّسَلِّمَ (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَمُسْلِمٌ)
Artinya:
Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi saw bersabda,“Apabila salah seorang
di antara kamu ragu dalam śalat, apakah ia sudah mengerjakan tiga
atau empat rakaat, maka hendaklah dihilangkan keraguan itu, dan diteruskan
śalatnya menurut yang diyakini, kemudian hendaklah sujud dua kali
sebelum salam.” (HR. Ahmad dan Muslim)
c. Sebab-sebab Sujud Sahwi
Sebab-sebab orang yang śalat melakukan
sujud sahwi adalah:
1) Lupa meninggalkan salah satu rukun śalat seperti lupa melakukan rukuk, iktidal, atau sujud.
2) Lupa atau ragu jumlah rakaat.
3) Lupa membaca do’a qunut (bagi yang
membiasakan qunut).
4) Lupa melakukan tasyahud awal.
5) Kelebihan atau kekurangan dalam jumlah rakaat.
Dalam kasus rakaat kurang, apabila pada saat śalat ada yang mengingatkan bahwa rakaat śalat kita kurang, maka harus segera berdiri, takbir, dan melengkapi jumlah
rakaatnya baru kemudian melakukan sujud sahwi.
d. Tata Cara Sujud Sahwi
Cara melakukan sujud sahwi sebagai
berikut :
Sujud sahwi dilaksanakan
sebelum salam apabila orang yang sedang śalat lupa akan bilangan śalat yang sedang
dikerjakan atau lupa tidak melakukan tahiyat awal dan kita baru ingat sebelum dia salam.
1) Setelah selesai membaca tahiyat akhir, langsung sujud lagi dengan
membaca:
سُبْحَانَ
مَنْ لَّايَنَامُ وَلَايَسْهُوْ
Artinya:
“Maha Suci Allah yang tidak tidur dan lupa”.
2) Bangun dari sujud disertai dengan mengucapkan takbir,
3) Kemudian duduk sebentar lalu takbir dan dilanjutkan sujud lagi
dengan doa yang sama dengan sujud pertama.
4) Duduk kembali dan diakhiri dengan salam.
e. Hikmah Melakukan Sujud Sahwi
Manusia tidak boleh berperilaku sombong dan angkuh karena manusia adalah
tempat salah dan lupa. Yang tidak pernah lupa hanyalah Allah Swt. Orang yang
berbuat salah, khilaf, dan lupa harus segera memohon ampun kepada Allah dengan
membaca istigfar. Demikian halnya ketika kita bersalah dengan orang tua, guru
maupun teman harus segera meminta maaf kepada mereka.
Hikmah berikutnya adalah kita diajarkan untuk bisa memahami bahwa orang
lain juga bisa salah. Jika orang tersebut mengakui kesalahannya dan minta maaf,
maka sebagai umat Islam diajarkan untuk segera memberi maaf.
Ingatlah bahwa sifat takabur itu bisa terjangkit kepada siapa saja,
kapan saja, dan di mana saja. Perhatikan kisah ini :
Dikisahkan bahwa Nabi Musa hampir saja
terjerumus pada penyakit takabur ini. Pada saat ditanya oleh pengikutnya :
“Ya guru, siapakah orang yang paling pandai di muka bumi ini ?”
Beliau menjawab : “Akulah orangnya”.
Seketika itu juga Allah langsung
menegurnya dan diperintahnya untuk mencari seorang hamba Allah yang salih (Nabi
Khidir) dan lebih pandai darinya. Beliau akan dipertemukan dengan orang itu di
antara dua lautan.
Kisah inilah yang oleh sebagian ahli
disebut sebagai proses pendidikan (tarbiyah), kisah Nabi Musa yang bertemu dengan
Nabi Khidir dan menyadarkan Nabi Musa akan kekeliruannya. Kisah ini terangkum
dalam Q.S. al-Kahfi/18 ayat 60-82.
3. Sujud Tilawah
a. Pengertian Sujud Tilawah
Sujud tilawah adalah sujud yang
dilakukan karena membaca ayat-ayat sajdah dalam al-Qur’ān
ketika śalat maupun di luar śalat, baik pada
saat membaca/ menghafal sendiri atau pada saat mendengarkannya.
b. Dasar Hukum Sujud Tilawah
Hukum melaksanakan sujud tilawah adalah sunnah, sebagaimana hadis Rasulullah saw. berikut ini:
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ اَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ
عَلَيْنَا الْقُرْاٰنَ فَاِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ وَسَجَدَ وَسَجَدَنَا
مَعَهُ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ)
Artinya
:“Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Nabi saw. pernah membaca al-Qur’ān di depan
kami. Ketika bacaannya sampai pada ayat sajdah, beliau takbir,
lalu sujud, maka kami sujud bersama-sama beliau.” (HR. Tirmidzi)
c. Sebab-sebab Sujud Tilawah
Sujud tilawah dilakukan karena
pada saat membaca atau mendengarkan bacaan al-Qur’ān menemukan ayat-ayat sajdah baik pada saat śalat maupun di
luar śalat.
Adapun ayat-ayat sajdah yang ada di dalam al-Qur’ān
berjumlah 15 yaitu:
1) Q.S. al-A’rāf/7 ayat 206
2) Q.S. ar-Ra’du/13 ayat 15
3) Q.S. an-Nahl/16 ayat 49
4) Q.S. Al-Isrā’/17 ayat 109
5) Q.S. al-Hajj/22 ayat 18
6) Q.S. Maryam/19 ayat 58
7) Q.S. al-Hajj/22 ayat 77
8) Q.S. al-Furqān/25 ayat 60
9) Q.S. an-Naml/ 27 ayat 25
10) Q.S. al-Sajdah/32 ayat 15
11) Q.S. Sad/38 ayat 24
12) Q.S. Fussilat/41 ayat 38
13) Q.S. an-Najm/53 ayat 62
14) Q.S. al-Insyiqāq/84 ayat 21
15) Q.S. al-‘Alaq/96 ayat 19
d. Syarat Sujud Tilawah
Di dalam melaksanakan sujud tilawah harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Suci dari hadas dan najis
2. Menghadap kiblat
3. Menutup aurat.
e. Rukun Sujud Tilawah
Adapun rukun sujud tilawah adalah:
1. Niat
2. Takbiratul ihram
3. Sujud satu kali dengan diawali bacaan takbir
4. Duduk setelah sujud dengan tuma’ninah tanpa membaca tasyahud
5. Salam
f. Tata Cara Sujud Tilawah
Tata cara sujud tilawah ada dua
macam, yaitu:
1. Sujud tilawah yang dilakukan di
luar śalat.
Adapun cara yang melakukan sujud tilawah di luar Śalat sebagai berikut:
a. Berdiri menghadap kiblat
b. Berniat melakukan sujud tilawah
c. Takbiratul ihram
d. Sujud satu kali
Pada saat sujud membaca do’a sebagai berikut:
سَجَدَ
وَجْهِيَ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهٖ وَقُوَّتِهٖ
Artinya:
“aku bersujud kepada Tuhan yang menjadikan diriku, Tuhan yang
membukakan pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan-Nya.”
e. Duduk sejenak
f. Salam
2. Sujud tilawah yang dilakukan di
dalam śalat.
Adapun cara melakukan sujud tilawah di dalam Śalat sebagai berikut:
Pada saat kita sedang berdiri dalam Śalat membaca ayat sajdah atau imam
membaca ayat sajdah, kita langsung
melakukan sujud satu kali dengan membaca do’a sujud tilawah. Setelah selesai melakukan sujud tilawah tersebut kita langsung berdiri lagi dan melanjutkan śalat kembali.
g. Hikmah Melaksanakan Sujud Tilawah
Hikmah melakukan sujud tilawah, yaitu:
1. Dijauhkan dari godaan setan.
2. Lebih menghayati bacaan dan makna al-Qur’ān yang sedang dibaca.
3. Mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Kisah
Teladan
Bersujud di
Lapangan Hijau
Salah satu atraksi yang kerap diperlihatkan seorang pemain sepak bola adalah
selebrasi setelah mereka mencetak gol. Macam-macam gaya dan atraksi
dipertontonkan pemain bola ketika mereka melakukan selebrasi. Demikian pula
dengan pemain bola yang beragama Islam, mereka pun meluapkan kegembiraan dengan
gaya selebrasi yang khas dan unik.
Demba ba misalnya, dia adalah pemain sepak bola kelahiran Prancis berkebangsaan
Senegal. Pemain bola muslim yang taat ini terkenal dengan selebrasi sujud usai
membobol gawang lawan. Selebrasi sujud ini diperlihatkan di manapun dia
berlaga, baik pada saat membela timnas Senegal maupun ketika membela klubnya.
Demikian juga, apa yang dilakukan Timnas Indonesia U-19 benar-benar lain
dari yang lain. Begitu rekan satu tim berhasil melesakkan gol ke gawang lawan,
secara spontan dan serempak mereka melakukan selebrasi sujud bersama-sama.
Malam itu, Ahad 22 September 2013 mereka berhasil mempersembahkan Piala
AFF 2013 dengan mengalahkan Vietnam di babak final. Sesaat setelah mereka
memenangkan adu pinalti, mereka melakukan selebrasi dengan sujud syukur
bersama-sama.
Begitulah seharusnya sikap seorang muslim, senantiasa mensyukuri apa yang
mereka peroleh sebagai bagian dari wujud keimanan kepada sang Allah Swt.
Rangkuman
1. Sujud merupakan satu bentuk kepasrahan dan penghambaan diri kepada Allah
Swt. Hanya kepada Allah sajalah manusia itu boleh bersujud.
2. Sujud syukur ialah sujud yang dilakukan ketika seseorang memperoleh
kenikmatan dari Allah atau telah terhindar dari bahaya.
3. Sujud sahwi adalah sujud yang
dilakukan karena lupa atau ragu-ragu di dalam śalat. Sujudnya dua kali dan dilakukan setelah membaca tahiyat akhir
sebelum salam.
4. Sujud tilawah adalah sujud yang
dilakukan karena membaca ayat-ayat sajdah dalam al-Qur’ān
ketika śalat maupun di luar śalat, baik pada
saat membaca/menghafal sendiri atau pada saat mendengarkannya. Hukum melaksanakannya
adalah sunnah.
0 comments:
Post a Comment