Pada saat lapar dan haus itu, tubuh kita menjadi lemas dan tidak
bertenaga. Lalu, bagaimana agar tubuh kita menjadi segar dan bertenaga kembali.
Tentu saja kalian harus makan dan minum. Kita dapat memperoleh makanan dan
minuman dari berbagai sumber. Makanan dan minuman tersebut tentunya halal dan
baik bagi tubuh kita.
Wahai anak salih, ketahuilah bahwa Islam melarang umatnya mengkonsumsi
makanan dan minuman yang haram. Kita harus waspada dengan godaan setan sebab
makanan dan minuman haram dapat membuat tubuh, jiwa, dan akal menjadi rusak.
Kita menjadi malas beribadah dan inginnya berbuat maksiat. Mengapa demikian?
Itu semua karena bahan makanan tersebut menjadi sumber energi bagi tubuh. Jika
sumber energinya baik, maka berakibat baik. Sebaliknya jika sumber energinya
buruk maka juga berakibat buruk. Kalian tentu tahu bahwa setan senantiasa
menggoda manusia agar ingkar kepada Allah Swt.
Amatilah di sekitarmu tentu banyak makanan dan minuman yang haram.
Namun, anehnya banyak masyarakat bahkan umat Islam mengkonsumsinya dengan
berbagai alasan. Bahkan ada yang mengkonsumsinya dengan alasan untuk pengobatan
penyakit tertentu, sementara obat yang lain masih banyak. Oleh karena itu, kita
harus berusaha sekuat tenaga agar makanan dan minuman yang kita konsumsi itu halal
lagi baik.
Mutiara
Khazanah Islam
1. Mari
Membaca Q.S. an-Nal/16 ayat 114
Berikut ini adalah ayat-ayat yang berisi tentang perintah memakanmakanan
yang halal lagi baik. Bacalah dengan tartil Q.S.
an-Nahl/16 ayat 114
فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلالا طَيِّبًا
وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (١١٤)
2.
Mari Memahami Tajwid tentang Tafkhim dan Tarqiq
Hukum bacaan tafkhim dan tarqiq dibagi menjadi dua, yaitu:
a. hukum bacaan lam ( ل)
b. hukum bacaan ra’ (ر
)
Kedua macam hukum bacaan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Hukum bacaan lam pada lafzul jalālah
Lafaz Allah (الله)
dinamakan lafzhul jalālah. Huruf lam pada lafaz Allah tersebut disebut “lam jalālah”.
Lam jalālah dibaca tafkhim (tebal) apabila lafaz Allah didahului harakat fathah
atau dummah, contohnya:
فَزَادَهُمُ
اللهُ ذَهَبَ اللهُ
Sedangkan “lam jalalah” dibaca tarqiq (tipis) apabila lafaz Allah didahului harakat kasrah,
contohnya:
مِنْ
رِّزْقِ اللهِ بِاللهِ
2) Hukum bacaan Ra
Huruf ra dibaca tafkhim (tebal) apabila:
a) Ra berharakat fathah atau fathatain, contoh:
كَثِيْرًا
وَّيَهْدِيْ وَاِذْ فَرَقْنَا
b) Ra berharakat dammah atau dammatain, contoh:
مَبْرُوْرٌ كُلِّمَا وُزِقُوْا
c) Ra sukun ( رْ) didahului huruf berharakat fathah, contoh:
يَكَادُ
الْبَرْقُ
d) Ra sukun ( رْ) didahului huruf berharakat dammah, contoh:
فَانْصُرْنَا
Huruf ra dibaca tarqiq (tipis) apabila:
a) Ra berharakat kasrah atau kasratain. contoh:
عَنْ
مُنْكَرٍ وَالْفَجْرِ
b) Ra berharakat yang didahului oleh ya sukun ( ي) contoh:
خَبِيْرٌ قَدِيْرٌ
3. Mari
Belajar Mengartikan Ayat Al-Qur’ān, Q.S.
an-Nahl/16
: 114
1. Arti per kata
Lafal |
Arti |
Lafal |
Arti |
فَكُلُوْا |
Maka makanlah |
نِعْمَةَ |
Terhadap nikmat |
مِمَّا |
dari apa |
اللهُ |
Allah |
رَزَقَكُمُ |
yang telah direzekikan kepada kalian |
إِنْ |
jika |
اللهُ |
oleh Allah |
كُنْتُمْ |
Kalian adalah |
حَلٰالًا |
yang halal |
إِيَّاهُ |
kepada-Nya |
طَيِّبًا |
yang baik |
تَعْبُدُونَ |
Kalian menyembah |
وَّاشْكُرُوْا |
Dan bersykurlah kalian |
|
|
2. Terjemah :
فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلالا طَيِّبًا
وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (١١٤)
“Maka
makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan
Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya
menyembah
kepada-Nya”. (QS. An-Nahl:114)
4. Mari
Memahami Pesan-pesan Mulia dalam Q.S.
an-Nahl/16
:114
Allah telah memberikan rezeki kepada manusia sangat banyak, bahkan tak
terhitung nilainya. Bumi dan seisinya dianugerahkan kepada manusia untuk
digunakan sebagaimana mestinya. Dengan demikian sudah sepantasnya apabila
kalian semua bersyukur kepada Allah atas nikmat- Nya itu. Seperti yang telah terdapat
dalam Q.S. an-Nah/16 : 114 yang mengandung pesan yakni
perintah untuk memakan makanan yang halal lagi baik, serta mensyukuri nikmat
Allah Swt.
Dalam ayat ini Allah menyuruh umat Islam untuk memakan makanan dan
mengkonsumsi minuman yang halal dan baik. Halal di sini dapat ditinjau dari
tiga hal, yakni halal zatnya, proses mengolahnya, dan halal cara
mendapatkannya. Sedangkan makanan yang baik adalah makanan yang memiliki
kandungan gizi dan nutrisi yang cukup sehingga bermanfaat bagi tubuh.
Saat ini begitu mudah kita memperoleh makanan dan minuman. Namun, perlu
diingat dan dimengerti bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi haruslah
memenuhi syarat halal dan baik. Makanan yang halal dan baik akan membawa
manfaat yang besar terhadap tubuh dan aktivitas kita. Makanan dan minuman yang
halal dan baik dapat membawa ketenangan hidup, menjaga kesehatan jasmani dan
rohani, mendapat perlindungan dari Allah dan aktivitas yang dilakukan dapat
membawa berkah.
Sebaliknya, kita harus bisa menghindari makanan dan minuman yang haram.
Apabila kita memakan dan meminum yang haram, dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit yang merusak tubuh kita serta membuat jiwa menjadi terganggu. Dampak
negatif lain akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram adalah dapat
membuat doa seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah dan malas beribadah.
Perhatikan hadits berikut ini :
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمْ اِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لَايَقْبَلُ اِلَّا طَيِّبًا
وَاِنَّ اللهَ أَمَرَالْمُؤْمَنَيْنَ بِمَا اَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ
تَعَالَى : يٰايُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا
صَالِحًا-وَقَالَ تَعَلَى : يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنَ
الطَّيِّبَاتِ مَارَزَقْنَاكُمْ-ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلُ يُطِيْلُ السَّفَرَ اَشْعَثَ
اَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ اِلَى السَّمَاءِ يَارَبِّ يَارَبِّ وَمَطْعَمُهُ
حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِاالْحَرَامِ
فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Artinya
: “Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya
Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah
memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan
firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan
Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa
yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang
melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua
tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari
sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan
dikabulkan.” (HR. Muslim).
2.
Mengamalkan dan Membiasakan Akhlak Mulia dengan Mengkonsumsi
Makanan dan
Minuman yang Halal
Dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal lagi baikmaka tubuh
akan menjadi sehat, ibadah semakin rajin, dan mendapat rida dari Allah Swt.
Sebagai seorang muslim hendaknya kita senantiasa berhatihati dan waspada dalam
memilih makanan dan minuman. Sekarang ini tersedia beraneka jenis makanan dan
minuman haram yang dikemas menarik sehingga terlihat seolah-olah menjadi halal.
Perhatikan kisah berikut ini :
Sebutir Kurma
Penghambat Doa
Dikisahkan setelah menunaikan ibadah
haji, seseorang bernama Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke Masjidil Aqsa.
Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua yang
berjualan di dekat Masjidil Haram.
Setelah kurma ditimbang dan dibungkus,
Ibrahim melihat sebutir kurma terletak di pinggir timbangan. Ibrahim menyangka
kalau kurma itu bagian dari yang ia beli, ia lalu memungut dan memakannya.
Setelah itu ia langsung berangkat menuju
al-Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di al-Aqsa. Seperti biasa, ia suka
memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Ia śalat dan berdoa khusyuk sekali.
Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.
“Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang
zuhud dan wara’ yang doanya selalu dikabulkan Allah Swt,” kata malaikat yang satu.
“Tetapi sekarang tidak lagi. Doanya
ditolak kerana 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja
seorang pedagang tua dekat Masjidil Haram,” jawab malaikat yang satu lagi.
Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia
terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, solatnya, doanya dan mungkin
amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh Allah gara-gara memakan sebutir kurma
yang bukan haknya. “Astaghfirullahal azim,” Ibrahim beristigfar.
Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi
ke Makkah menemui pedagang tua penjual kurma untuk meminta dihalalkan sebutir
kurma yang telah ditelannya.
Begitu sampai di Makkah ia langsung
menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu
melainkan seorang anak muda. “Empat bulan yang lalu saya membeli kurma di sini
dari seorang pedagang tua, kemana ia sekarang?” tanya Ibrahim.
“Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya
sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak muda itu.
“Innalillahi
wa innailaihi roji’un, kalau
begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?”.
Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg
dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat.
“Nah, begitulah” kata ibrahim setelah
bercerita, “Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan
sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur kumakan tanpa izinnya?”.
“Bagi saya tidak masalah. Insya Allah
saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang.
Saya tidak berani mengatasnamakan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama
dengan saya.”
“Di mana alamat saudara-saudaramu? biar
saya temui mereka satu persatu.” Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham
pergi menemui mereka. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju
menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.
Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham
sudah berada di bawah kubah Sakhra lagi. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat
yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. “Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya
tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain.”
“O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul
lagi, ia telah mendapat halalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan
jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram
karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas.”
Oleh sebab itu, berhati-hatilah dengan makanan
yg masuk ke tubuh kita, sudah halalkah? lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu…” (Kisah diolah dari berbagai sumber)
Kisah
Teladan
Imam
Nawawi, Lebih Suka Membaca Al-Qur’ān daripada Bermain
Imam Nawawi adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi’i. Ia lahir
di desa Nawa, dekat Kota Damaskus, pada tahun 631 H dan wafat pada tahun 24 Rajab
676 H. Kedua tempat tersebut kemudian menjadi nisbat nama beliau,an-Nawawi
ad-Dimasyqi. Ia adalah seorang pemikir muslim di bidang fiqih
dan hadis.
Imam Nawawi pindah ke Damaskus pada tahun 649 H dan tinggal di distrik
Rawahibiyah. Di tempat ini beliau belajar dan sanggup menghafal kitab at-Tanbih
hanya dalam waktu empat setengah bulan. Kemudian beliau menghafal kitab
al-Muhadzdzab pada bulan-bulan yang tersisa dari tahun tersebut, di bawah
bimbingan Syaikh Kamal Ibnu Ahmad.
Semenjak kecil Imam Nawawi sangat senang belajar, terutama saat
belajar al-Qur’ān. Dikisahkan semenjak disekolahkan oleh ayahnya Nawawi kecil sudah
tampak bersemangat sekali. Ia mengikuti pelajaran dengan sungguhsungguh. Waktunya
benar-benar dicurahkan untuk menuntut ilmu.
Ketika dia sudah mulai belajar al-Qur’ān, dia dapat merasakan keindahan dan keagungan ajaran yang ada di
dalamnya. Imam Nawawi tidak rela meninggalkan waktunya menjadi sia-sia tanpa
membaca dan menghafal al-Qur’ān. Naluri anak-anak untuk suka bersenang-senang dengan bermainmain tidak
dapat menyurutkan keinginannya untuk selalu membaca dan menghafal al-Qur’ān.
Dikisahkan bahwa pada suatu hari, teman-teman kecil yang sebaya dengannya
memaksa Nawawi untuk bermain bersama. Ia berusaha lari dari paksaan
teman-temannya itu, ia menangis karena tidak suka dengan tindakan teman-temannya
itu. Nawawi kecil lebih senang membaca al-Qur’ān daripada menghabiskan waktunya hanya untuk sekedar bermain-main.
Sumber : Biografi Nabi Muhammad dan Tokoh-tokoh Besar Islam
Rangkuman
1. Islam mengajarkan kepada umatnya agar mengkonsumsi
makanan dan minuman yang halalan thayyiban. Halal artinya dibolehkan agama, sedangkan
thayyib artinya bergizi dan baik bagi kesehatan tubuh.
2. QS An-Nahl/16 ayat 114 berisi
perintah untuk memakan makanan yang halal lagi baik, serta mensyukuri nikmat
Allah Swt.
3. QS. Al-Māidah/5 ayat 90-91 menyatakan bahwa minuman keras (khamer) hukumnya
haram.
4. Suatu lafadz mengandung bacaan ikhfa’ syafawi apabila terdapat mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba.
5. Suatu lafadz mengandung bacaan idgam mimi apabila mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf mim (مْ). mim sukun (مْ) bertemu dengan salah satu dari 26 huruf hijaiyah berikut
:
ا
ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص
ض
ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ي
Sumber : ( Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas VIII
Revisi 2017 Kemendikbud )
0 comments:
Post a Comment