Pernahkah kamu merasa dekat dengan
Allah Swt. sehingga perasaanmu merasa begitu tenang? Pernahkah kamu merasa jauh
dengan-Nya sehingga jiwamu terasa hampa? Berbahagialah orang-orang yang hatinya
merasa dekat dengan Allah Swt. Orang-orang semacam ini akan merasakan
ketenangan dan kebahagiaan di dalam diri mereka. Sebaliknya ketika seseorang
hatinya merasa jauh dari Allah Swt., maka akan senantiasa diliputi kegelisahan
Agar kita bisa menjadi orang yang hatinya dekat dengan Allah Swt., perlu belajar mengenai bagaimana caranya agar dekat dengan-Nya. Salah satu caranya adalah dengan lebih mengenal-Nya. Allah Swt. dapat dikenali melalui namanama-Nya yang indah. Dengan mengenal kemudian berlanjut memahami nama-nama-Nya yang indah tersebut.
Ketika hati sudah dekat dengan Allah Swt., maka sebagai hamba marilah memohon kepada Allah Swt. dengan memanjatkan doa-doa dan harapan kita. Allah Swt. memiliki kasih dan sayang yang begitu besar terhadap hamba-Nya. Kita boleh bermohon apa saja kepada-Nya. Syaratnya, tentu kita harus yakin akan keberadaan-Nya. Kalau kita belum yakin bahwa Allah Swt. itu ada, sudah barang tentu doa kita juga sia-sia.
Jadi, sebelum berdoa kepada Allah Swt., kita harus yakin terlebih dahulu bahwa Allah Swt. dapat memberikan apa yang kita butuhkan. Itu artinya kita harus beriman kepada-Nya.
Menjadi orang yang beriman bukan persoalan yang ringan atau mudah. Sebagai manusia yang memiliki pertanggungjawaban kepada Allah Swt., iman menjadi sangat penting.
Pada dasarnya manusia memerlukan bekal untuk mengarungi kehidupandi dunia maupun akhirat. Iman merupakan bekal utama bagi seseorang untuk menentukan arah kehidupannya. Hidup tanpa dilandasi iman ibarat orang tersesat. Orang tersesat tidak mengerti arah mata angin dan tidak tahu ke mana harus melangkah. Betapa pentingnya masalah keimanan ini sehingga sebagai muslim kita semua harus betul-betul memahami hakikat iman, cara beriman, dan kepada siapa kita harus beriman.
PENGERTIA IMAN KEPADA ALLAH SWT
Secara harfiah iman berarti percaya, sedangkan menurut istilah, imanberarti percaya dan meyakini dengan sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikan dengan perbuatan. Tanda-tanda keimanan dalam diri seseorang dapa terlihat dari amal perbuatan yang dikerjakan karena kepribadian diri seseorang merupakan pancaran dari iman yang ada di dalam diri seseorang. Iman kepada Allah Swt. merupakan pokok dari seluruh iman yang tergabung dalam rukun iman. Dengan demikian, keimanan kepada Allah
Swt. harus tertanam dengan benar kepada diri seseorang. Sebab jika iman kepada Allah Swt. tidak tertanam dengan benar, kekeliruan ini akan berlanjut terhadap keimanan kepada malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, serta qadla’ dan qadar-Nya. Allah Swt. berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا
بِاللهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهٖ وَالْكِتَابِ
الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ
وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا (١٣٦)
“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah
dan Rasul Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (al-Qur’an) yang diturunkan kepada
Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S.
an-Nisa’/4: 136)
Keimanan seseorang itu bisa tebal dan bisa tipis, bisa bertambah atau berkurang. Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt. adalah dengan memahami nama-nama-Nya yang baik dan indah. Kita sering mendengar namanama indah itu dengan sebutan al-Asmau al-Husna
Makna al-Asmau-al-Husna
وَللهِ الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ
بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُوْنَ فِي أَسْمَائِهٖ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا
يَعْمَلُوْنَ (١٨٠)
“Dan Allah memiliki al-Asmau-al-Husna (nama-nama yang terbaik),
maka bermohonlah kepada-Nya de-ngan menyebutnya al-Asmau-al-Husna itu dan tinggalkanlah
orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. al-A’raf/7: 180)
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa nama-nama Allah Swt. yang baik (al-Asmau-al-¦usna) itu berjumlah 99. Barang siapa yang menghafalnya maka Allah Swt. akan memasukkan ke dalam surga-Nya.
Pada bab ini hanya empat al-Asmau-al-Husna yang akan kalian pelajari, yaitu: al- Alim, al-Khabir, as-Sami’, al-Basir. Setelah mempelajari topik ini, kalian diharapkan dapat menjelaskan makna keempat al-Asmau-al-Husna tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Al- Alim
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا
يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ
مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلَا
رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ (٥٩)
“Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib. Tidak ada
yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dan Dia mengetahui apa yang ada di
darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan
tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfuz).” (Q.S. al-An’am/6: 59)
Subhanallah, luar biasa! Perlu kalian ketahui bahwa Allah Swt. menyuruh kita untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya agar kalian dapat mengetahui ciptaan-Nya, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Sesungguhnya, Allah Swt. sangat menyukai orang yang rajin mencari ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.
Perilaku yang dapat diwujudkan dalam meyakini sifat Allah al- Alim adalah kita harus terus-menerus mencari ilmu-ilmunya Allah Swt. dengan cara belajar dan merenungi ciptaan-Nya. Tetapi ingat! Penting juga untuk diperhatikan bahwa kita tidak boleh merasa paling pandai. Orang berilmu itu harus tetap rendah hati. Seperti pohon padi, semakin berisi semakin merunduk.
Al-Khabir
Al-Khabir artinya
Maha Waspada, mengetahui perkara yang tersembunyi. Allah Swt. menciptakan milyaran
makhluk dengan berbagai ragamnya. Semuanya diketahui oleh Allah dengan detail,
penuh kecermatan dan kewaspadaan, baik secara lahir maupun batin. Tidak ada
satu pun ciptaan Allah Swt. yang salah sasaran. Ini menandakan bahwa Allah
Mahawaspada. Allah dapat mengetahui secara detail apa yang dikerjakan
makhluknya.
.... وَّاللهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
(١٦)
“... dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S. at-Taubah/9: 16)
Perilaku yang dapat diwujudkan bagi orang yang percaya bahwa Allah Swt. Mahawaspada adalah hendaklah kita harus waspada dan cermat terhadap apa yang kita lakukan atau yang akan kita lakukan. Kita harus waspada dan cermat dalam melaksanakan kegiatan, baik di sekolah, di rumah, maupun di tempat lainnya. Orang yang waspada akan mendapatkan hasil maksimal dan tidak akan menyesal di kemudian hari.
As-Sami’
As-Sami’ artinya Maha Mendengar. Allah Swt. Maha Mendengar semua suara apapun yang ada di alam semesta ini. Pendengaran Allah Swt. tidak terbatas, tidak ada satu pun suara yang lepas dari pendengaran-Nya, meskipun suara itu sangat pelan. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
... وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (٢٥٦)
“... dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah/2: 256)
Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Allah Swt. yang memiliki sifat Maha Mendengar adalah kita harus berupaya agar segala yang kita ucapkan merupakan perkataan yang baik dan berguna karena kita meyakini bahwa Allah selalu mendengar segala yang kita ucapkan. Bahkan yang masih terbesit di dalam hati pun didengar oleh Allah Swt.
As-Sami’ juga bisa diteladani dengan cara menjadi orang yang peka terhadap informasi. Sebagai generasi muslim kalian tidak boleh ketinggalan informasi. Di samping itu kalian harus terus berlatih untuk dapat memilah informasi yang baik dan yang buruk, yang hak dan yang batil.
Al-Basir
Al-Basir artinya Maha Melihat. Allah Maha Melihat segala sesuatu walaupun lembut dan kecil. Allah Swt. melihat apa saja yang ada di langit dan di bumi, bahkan seluruh alam semesta ini dapat dipantau. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
إِنَّ اللهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَاللهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ (١٨)
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan AllahMaha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Hujurat/49: 18)
Perilaku yang mencerminkan keyakinan bahwa Allah Maha Melihat adalah hendaklah kita berusaha semaksimal mungkin untuk dapat melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sebagai bahan renungan akan kebesaran Allah Swt. Kita diajarkan untuk pandai dan cermat dalam memandang berbagai persoalan di sekeliling kita. Namun jangan lupa, kita juga harus selalu introspeksi diri untuk melihat kelebihan dan kekurangan kita sendiri agar hidup menjadi lebih terarah. Sungguh hal ini sangat indah untuk diamalkan.
Hikmah
Beriman kepada Allah Swt.
Orang yang beriman tentu merasa dekat dengan Allah Swt. Oleh karena merasa dekat, dia berusaha taat, menjalankan perintah, dan menjauhi segala larangan-Nya. Sungguh bahagia
dan beruntung manusia yang bisa seperti ini. Jadi, orang yang beriman akan medapatkan berbagai keuntungan, antara lain sebagai berikut.
1. Selalu mendapat pertolongan dari Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
إِنَّا لَنَنْصُرُ
رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوْا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
(٥١)
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang
yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari
kiamat).”(Q.S. al-Mμ’min/40: 51).
2. Hati menjadi tenang dan
tidak gelisah. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt.:
الَّذِينَ آمَنُوا
وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ
الْقُلُوبُ (٢٨)
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati
menjad tenteram.”(Q.S. ar-Ra’d/13: 28).
3. Sepanjang masa hidupnya
tidak akan pernah merasa rugi. Sebaliknya, tanpa dibekali iman sepanjang
usianya diliputi kerugian, sebagaimana firman Allah Swt. berikut ini.
وَالْعَصْرِ (١)إِنَّ
الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢)إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
“Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati
untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”(Q.S. al-Asr/103: 1-3).
Kisah Si Penggembala Kambing
Abdullah bin Dinar berjalan bersama Khalifah Umar bin Khattab dari Madinah menuju Mekah. Di tengah perjalanan, bertemulah mereka berdua dengan anak gembala. Khalifah hendak mencoba menguji si gembala itu.
"Wahai anak gembala, juallah kepadaku seekor anak kambing dari ternakmu itu!" ujar Am³rul Mukmin³n. "Aku hanya seorang budak," jawab si gembala. Khalifah pun membujuk: "Kambing itu amat banyak. Apakah majikanmu tahu?" "Tidak, majikanku tidak tahu berapa ekor jumlah kambingnya. Dia tidak tahu berapa kambing yang mati dan berapa yang lahir. Dia tidak pernah memeriksa dan menghitungnya."
Khalifah terus mencoba membujuk: "Kalau begitu hilang satu ekor kambing, majikanmu tidak akan tahu. Atau katakan saja nanti pada tuanmu, anak kamb ing itu dimakan serigala. Ini uangnya, terimalah! Ambil saja buat kamu untuk membeli baju atau roti."
Anak gembala tetap tidak terbujuk dan mengabaikan uang yang disodorkan oleh Umar.
Si pengembala diam sejenak. Ditatapnya wajah Amirul Mukminin. Dari bibirnya terucaplah kata-kata yang menggetarkan hati Khalifah Umar, "Jika Tuan menyuruh saya berbohong, lalu di mana Allah? Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah Tuan tidak yakin bahwa Allah pasti mengetahui siapa yang berdusta?
Umar bin Khattab gemetar mendengar ucapan si gembala itu. Rasa takut menjalari seluruh tubuhnya, persendian tulangnya terasa lemah. Dia menangis mendengar kalimat tauhid itu yang mengingatkannya kepada keagungan Allah Swt. dan tanggung jawabnya di hadapan-Nya kelak. Lalu dibawanya anak gembala yang berstatus budak itu kepada tuannya, Khalifah menebusnya, dan telah berkata kepadanya: Telah kumerdekakan kamu, Nak.
(Sumber: 65 Cerita teladan sebelum tidur, Sakha Aqila Mustofa).
Rangkuman
1. Iman kepada Allah Swt.
adalah percaya dengan sepenuh hati bahwa Dia itu ada, diucapkan dengan lisan,
dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari.
2. Al-Asmau-al-Husna adalah
nama-nama Allah Swt. yang baik. Di antara al-Asmau-al-Husna
tersebut adalah : al- Alim (Maha
Mengetahui), al-Khabir (Mahateliti),
as-Sami’(Maha
Mendengar), dan al-Basir (Maha
Melihat).
3. Cara meneladani asmaul
husna dalam kehidupan sehari-hari adalah, mencintai ilmu pengetahuan, selalu
gigih dalam mencari ilmu, dalam melakukan pekerjaan ingin selalu yang sempurna,
teliti dalam berbuat, mau mendengarkan apa yang dikatakan orang lain sebagai
masukan, dan selalu melihat dan mengamati dampak yang akan terjadi dan
mampumengatasinya.
4. Hikmah
beriman kepada Allah Swt. adalah: akan selalu ditolong oleh Allah Swt., hati
menjadi tenang dan tidak gelisah, dan medatangkan keuntungan dunia akhirat
Sumber : ( Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas VII Revisi 2017 Kemendikbud )
0 comments:
Post a Comment