Pages

Thursday, 8 April 2021

Menuai Keberkahan dengan Rasa Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan Guru

 

DownloadPAI Kelas 9 BAB 3

Sebelum lahir ke dunia, kita berada di perut ibu kurang lebih sembilan bulan lamanya. Saat seorang ibu sedang hamil, badannya lemah bertambah lemah dan terasa makin susah. Terlebih saat melahirkan, sungguh nyawa menjadi taruhannya. Setelah anaknya lahir, tugas seorang ibu selanjutnya adalah merawat dan membesarkan anak-anaknya. Ketika anaknya lapar, ibu segera menyuapi dengan penuh kelembutan. Saat anaknya sakit, seorang ibu akan segera memeriksakan anaknya ke dokter atau bidan supaya segera sembuh.

Seorang ayah bekerja keras demi menghidupi keluarganya. Badannya yang letih dan kepanasan tak membuat seorang ayah menyerah untuk bekerja. Keinginan dan motivasi yang kuat untuk membahagiakan keluarga membuat semangatnya makin membara. Inilah gambaran nyata betapa

besarnya kasih sayang kedua orang tua kepada anak-anaknya. Kedua orang tua sangat menginginkan anak-anaknya tumbuh sehat, kuat, cerdas, salih/salihah, dan menjadi anak yang berbakti.

Kedua orang tua telah berjasa besar dalam kehidupan kita. Keduanya memberikan kasih sayang yang tulus tanpa pamrih. Setiap hari, kedua orang tua berdoa kepada Allah Swt. agar anak-anaknya selalu berada dalam lindungan-Nya. Kasih sayang kedua orang tua kepada anak-anaknya tak ternilai harganya. Seandainya dunia dan seisinya digunakan untuk membalas budi kedua orang tua, tak akan sepadan dengan pengorbanannya. Sudah seharusnya kita menghormati, menyayangi, dan mentaati kedua orang tua. Jika ini kita lakukan, kita akan memperoleh keberkahan hidup. Hidup berkah adalah hidup penuh manfaat, mendapat perlindungan dan kasih sayang Allah Swt.

Di samping kedua orang tua, orang yang sangat berjasa dalam hidup kita adalah guru. Guru mendidik dengan penuh perhatian, kesabaran, dan ketekunan. Kita dapat membaca, menulis, dan berhitung berkat jasa para guru. Guru telah memberikan ilmu pengetahuan dan menanamkan akhlak mulia sehingga kita menjadi insan cerdas dan berbudi pekerti luhur. Tanpa jasa seorang guru, kita ini akan berada dalam kebodohan.

Kedua orang tua dan guru wajib kita hormati, sayangi, dan taati. Nasihat dan petunjuknya kita laksanakan sebaik-baiknya. Mereka telah berjasa mendidik kita menjadi manusia berilmu dan berakhlak mulia. Kita bahagiakan mereka dengan cara rajin belajar dan beribadah. Rasa sayang kita kepada mereka dapat kita wujudkan dengan mendoakannya setiap selesai salat. Kita doakan mereka setiap hari supaya mendapat rahmat dari Allah Swt. Allah Swt. dan Rasul-Nya telah mengajarkan kepada kita untuk menghormati dan menaati kedua orang tua dan guru. Oleh karena itu, mari kita hormati kedua orang tua dan guru agar mendapat keberkahan hidup.

Mutiara Khasanah Islam

1. Hormat dan Sayang kepada Kedua Orang Tua dan Guru

Keharmonisan dan kebahagiaan hidup sebuah keluarga akan terwujud jika semua anggota keluarga saling menghormati dan menyayangi. Anak menghormati orang tua, dan orang tua menyayangi anaknya. Seorang adik menghormati kakaknya, dan kakak menyayangi adik-adiknya. Sikap saling menghormati dan menyayangi seperti ini harus dibiasakan mulai dari keluarga. Pembiasaan dan penanaman akhlak mulia sejak dari dalam keluarga akan membentuk karakter positif seorang anak.

Menghormati dan menyayangi kedua orang tua merupakan kewajiban seorang anak. Sikap menghormati dan menyayangi kedua orang tua dapat dimaksudkan sebagai bentuk balas budi kita kepada mereka. Namun balas budi kita tak akan bisa sepadan dengan pengorbanannya. Sangatlah wajar apabila kita diwajibkan Allah Swt. untuk menghormati kedua orang tua. Mengingat jasa-jasa mereka kepada kita sungguh tak ternilai. Kewajiban menghormati kedua orang tua banyak tertuang dalam al-Qur’ān, di antaranya Q.S. al-Isrā’/17:23 berikut ini:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا (٢٣)

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya

sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S.al-Isrā’/17:23)

Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Swt. mewajibkan kita berbuat baik kepada ibu bapak. Tutur kata kita kepada keduanya haruslah lemah lembut. Mengucapkan kata “ah” kepada orang tua saja tidak dibolehkan oleh agama, apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu. Ketika kita sedang dinasihati orang tua, dengarkan baik-baik, jangan memotong pembicaraan. Kita berusaha menampilkan sikap terbaik supaya kedua orang tua merasa dimuliakan. Nasihat-nasihat tersebut kita laksanakan dengan sebaik-baiknya.

Menghormati kedua orang tua akan mendatangkan keberkahan hidup bagi seorang anak. Mengapa demikian? Karena dengan menghormati kedua orang tua, mereka akan merasa senang dan bangga. Mereka akan berdoa kepada Allah Swt. agar anak-anaknya mendapat perlindungan-

Nya. Doa orang tua sangat berarti bagi anak-anaknya. Inilah yang akan menjadikan hidup kita bermanfaat dan mendapat perlindungan serta kasih sayang Allah Swt.

Anak yang menghormati kedua orang tuanya akan selalu meminta nasihat, petunjuk, dan doa. Inilah cerminan anak salih/salihah. Anak salih tidak menganggap orang tuanya bodoh dan ketinggalan zaman. Mereka juga tidak merasa malu dan menyesal dengan keadaan orang tua. Meskipun pendidikan seorang anak lebih tinggi dari kedua orang tua, ia tetap tidak meremehkan dan menganggap rendah orang tuanya. Mereka memosisikan orang tua di tempat yang mulia. Setiap hari meminta doa restu kedua orang tua agar cita-citanya tercapai.

Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., antara bapak dan ibu manakah yang lebih berhak diperlakukan dengan baik? Cermatilah kisah berikut ini!

Ibnu Mas’ud, seorang sahabat Rasulullah saw. bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang lebih berhak aku pergauli dengan baik?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Kutanyakan lagi, “Lalu siapa lagi?” beliau menjawab: Ibumu.” Aku bertanya lagi, “Siapakah lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Aku bertanya lagi, “Siapakah lagi?” Beliau baru menjawab: “Kemudian, barulah bapakmu, kemudian kerabat yang paling terdekat yang terdekat.”

Sumber: Hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirm³z³

Anak saleh juga akan menghormati gurunya sebagaimana ia menghormati kedua orang tua. Guru telah berjasa besar mendidik kita menjadi pintar dan berakhlak mulia. Ia akan selalu mengikuti pelajaran dengan penuh semangat. Mengerjakan tugas sekolah dengan baik dan tepat waktu. Mendengarkan dan melaksanakan nasihat dan petunjuk dengan sungguh-sungguh.

Pantang bagi anak saleh untuk menyakiti hati gurunya. Justru ia akan selalu berusaha membuat gurunya senang dan bangga dengannya. Ia akan selalu minta nasihat dan doa dari setiap guru yang mengajar di kelas. Jika dalam satu hari ia mendapat doa dari empat guru, dalam satu minggu, ia akan mendapat dua puluh delapan kali doa dari guruguru tersebut. Berarti, dalam satu bulan, ia mendapat seratus dua belas kali doa, dan seribu tiga ratus empat puluh empat kali doa dalam satu tahun. Subhanallah, doa-doa dari bapak dan ibu guru inilah yang turut andil dalam kesuksesan dan keberkahan hidup kita. Sungguh Allah Swt. mengabulkan semua doa hamba-Nya, apalagi doa itu dipanjatkan dengan ikhlas oleh bapak dan ibu guru secara berulang-ulang dan terus-menerus. Tentu doa-doa ini sulit kita dapatkan jika kita sering membuat bapak ibu guru kecewa dan sakit hati karena perilaku buruk yang kita lakukan. Oleh karena itu hormatilah bapak dan ibu guru dengan sepenuh hati.

Contoh lain akhlak anak saleh, saat berjalan dan berpapasan dengan bapak atau ibu guru, mereka akan menyapa sambil tersenyum dan mencium tangannya. Sikap mulia ini adalah salah satu bentuk sikap menghormati bapak dan ibu guru baik ketika di sekolah maupun di luar sekolah.

2. Taat kepada Orang Tua dan Guru

Perhatikan Q.S. Luqmān/31:14 berikut ini.

وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤)

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (Q.S. Luqmān/31:14)

Seorang anak wajib menaati kedua orang tua. Ketaatan seorang anak kepada kedua orang tua merupakan bentuk “birrul walidain”. Birrul walidain adalah berbakti kepada kedua orang tua. Berbakti kepada kedua orang tua termasuk salah satu amalan paling mulia dalam agama. Hal ini

pernah dijelaskan oleh Rasulullah saw. Cermatilah isi dari sabda Rasulullah saw. berikut ini:

Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling mulia?” Beliau menjawab: “Salat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Kemudian, apakah lagi wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kemudian, berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Apa lagi wahai Rasulullah saw.?” Beliau menjawab: “Kemudian, berjuang di jalan Allah.”

Sumber: Hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi

Berbakti kepada orang tua akan mendatangkan banyak keberkahan dan keutamaan bagi seorang anak. Keberkahan ini dapat dirasakan baik ketika masih hidup di dunia maupun kelak di akhirat. Beberapa keberkahan dan keutamaan tersebut adalah sebagaimana berikut ini.

a. Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu kunci masuk surga. Allah Swt. akan membuka pintu surga bagi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Bahkan, dia akan mendapat kedudukan dan derajat yang tinggi di surga. Hal ini dikarenakan rida Allah Swt. bergantung dari rida orang tua, murka Allah Swt. juga bergantung murka orang tua. Anak yang durhaka kepada orang tuanya tidak akan masuk surga atau dengan kata lain, ia akan masuk neraka.

b. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan bagian dari berjuang di jalan Allah Swt. Berjuang di jalan Allah memiliki nilai pahala sangat besar di sisi Allah Swt. Seorang anak yang ikhlas berbakti kepada kedua orang tuanya akan mendapat pahala sangat besar dari Allah Swt.

c. Berbakti dan menghormati orang tua dapat melebur dosa-dosa besar. Dosa-dosa yang pernah dilakukan seorang anak akan mendapat ampunan dari Allah Swt. disebabkan ia berbakti kepada kedua orang tuanya. Ampunan Allah Swt. merupakan karunia sangat berharga bagi seorang manusia, sebab, ampunan Allah Swt. akan menjadikan hidup kita tenang dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Bentuk berbakti kepada kedua orang tua beragam, di antaranya dengan menaati perintah mereka. Sikap terbaik seorang anak ketika dimintai tolong orang tuanya adalah segera melaksanakan dengan senang hati dan tak mengharap imbalan. Berkaitan dengan hal ini, bacalah kisah inspiratif berikut ini!

Kisah Gadis Kecil dan Ayahnya

Seorang gadis kecil sedang berjalan bersama ayahnya menyeberangi sebuah jembatan. Ayahnya merasa khawatir dengan keselamatan putrinya kalau jatuh ke sungai. Untuk itu, dia menyuruh putrinya agar memegang erat-erat tangannya, “Anakku, peganglah erat-erat tangan ayahmu ini agar kamu tidak terjatuh.”

Putrinya menjawab dengan tegas, “Tidak, Ayah. Ayahlah yang harus memegang tanganku erat-erat.”

“Ayo, peganglah tangan Ayah, agar kamu tidak terjatuh, putriku,” seru ayahnya lagi. Putrinya itu juga dengan cepat menjawab, “Tidak mau, kumohon Ayah peganglah tanganku.” Dengan heran ayahnya kemudian bertanya, “Apa bedanya, putriku?”

Putrinya menjawab, “Ya, Ayah. Bila saya yang memegang tangan Ayah, bisa jadi saya tidak kuat memegangnya lalu terlepas. Namun, bila Ayah yang memegang tanganku, maka engkau tidak akan melepaskannya sama sekali.”

Sumber: 110 Hikmah untuk Setiap Muslim

Di samping berbakti kepada orang tua, kita harus taat kepada guru. Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, wajib pula mematuhi perintah para guru selama tidak bertentangan dengan syariat agama Islam. Guru adalah orang tua kedua setelah orang tua kandung atau orang tua asuh. Guru telah berjasa besar dalam mendidik dan mengajari kita berbagai ilmu pengetahuan, serta menanamkan akhlak mulia. Ia tak kenal lelah berusaha maksimal guna mencerdaskan anak bangsa.

Menghormati, menyayangi, serta memuliakan guru merupakan perilaku terpuji yang harus kita lakukan. Segala perintah dan nasihatnya kita laksanakan sepenuh hati. Setiap saat kita doakan mereka supaya mendapat perlindungan Allah Swt. Jika ini dilakukan oleh seluruh murid, sungguh ini akan membawa keberkahan bagi pendidikan di Indonesia.

Guru telah berjasa melestarikan dan menyampaikan ajaran Islam sehingga kita memiliki akidah yang lurus, serta memahami antara yang hak dan batil. Rasulullah saw. memerintahkan umat Islam untuk menghormati dan menaati guru. Hal ini disebabkan guru adalah pewaris ilmu dan menjadi salah satu jalan menuju keberkahan ilmu. Ilmu yang berkah adalah ilmu yang dimanfaatkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang murid dilarang meremehkan dan merendahkan gurunya. Rasulullah saw. telah mengingatkan kita semua agar tidak merendahkan seorang guru. Perhatikan hadis berikut ini:

Dalam sebuah hadis riwayat al-Baihaqi, Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang merendahkan gurunya, akan ditimpakan oleh Allah kepadanya tiga azab (penderitaan): 1. sempit rezekinya, 2. hilang manfaat ilmunya, 3. keluar dari dunia ini (wafat) tanpa iman.”

Sumber: Hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi

Sabda Rasulullah saw. tersebut menegaskan bahwa kamu dilarang merendahkan, apalagi menghina atau mencela guru, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sikap ini harus dipegang sungguh-sungguh, sebab bisa jadi suatu saat kamu lebih pintar dari guru-guru kamu. Meskipun demikian, kamu harus tetap rendah hati dan menghormatinya karena pada hakikatnya kepandaian kamu saat ini adalah berkat didikan guru-guru kamu dahulu. Merendahkan guru merupakan sikap tercela dan menjadi cerminan bahwa yang bersangkutan tidak memiliki rasa terima kasih kepada guru.

Kisah Teladan

Kisah Sukses Anak Tukang Cuci Baju

Seorang pemuda setelah lulus kuliah dengan predikat sangat memuaskan, ingin menjadi pegawai pada sebuah perusahaan besar. Pada tes pertama, dia berhasil lolos. Kemudian, dia menghadap direktur perusahaan untuk tes terakhir dan akan ditentukan apakah dia diterima atau tidak.

Kalau dilihat dari riwayat pendidikan pemuda itu, dia termasuk orang yang pandai dan cerdik. Sejak di sekolah dasar, menengah, hingga selesai jenjang pendidikan akademisnya, semua lulus dengan nilai memuaskan. Direktur lalu bertanya kepadanya, “Apakah selama Anda kuliah pernah

mendapatkan beasiswa?.” “Tidak pernah sama sekali, Pak,” jawabnya.

“Apakah selama ini yang membayar uang kuliahmu adalah ayahmu sendiri?” lanjut direktur dalam pertanyaannya.

Pemuda itu lalu menjawab, “Ayahku telah meninggal sejak saya berusia setahun. Ibu saya yang telah membiayai sekolah serta kuliah saya hingga lulus.”

“Ibumu bekerja di mana?” tanya direktur itu kemudian.

“Ibu saya bekerja sebagai tukang cuci baju,” jawab pemuda itu. Kemudian, direktur meminta agar pemuda itu menunjukkan kedua telapak tangannya dan ternyata kedua telapak tangan pemuda itu sangat lembut dan halus. Lalu direktur bertanya kepadanya, “Apakah Anda pernah membantu

ibumu mencuci baju-baju?”

“Tidak pernah sama sekali. Ibu saya selalu menyuruh saya belajar dengan rajin. Di samping itu beliau biasa mencuci dengan cepat dan saya tidak bisa melakukan seperti itu,” jawab si pemuda.

Direktur itu pun berkata kepadanya, “Saya ada satu permintaan sederhana padamu. Nanti saat kamu sudah pulang ke rumah, saya minta kamu mencuci kedua tangan ibumu, kemudian besok kamu datang lagi kemari.” Saat itu, si pemuda merasa bahwa kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan semakin dekat.

Ketika dia pulang ke rumah, dia pun segera meminta pada ibunya agar dia diizinkan mencuci kedua tangannya, dengan harapan ingin mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan. Ibunya merasa bahagia dengan berita dari putranya itu. Namun, disisi lain, beliau merasa heran dengan

permintaan putranya itu. Walaupun demikian, ibu itu pun menyerahkan kedua tangannya kepada putranya untuk dicuci. Saat mencuci kedua telapak tangan ibunya, air mata pemuda itu pun bercucuran.

Ini adalah pertama kali ia memperhatikan betapa kasar telapak tangan ibunya. Dia lihat kulitnya pun agak kemerahan sehingga bila terkena air, beliau merasakan perih. Ini adalah pertama kali pemuda itu merasa terharu. Kedua telapak tangan itu setiap hari mencuci banyak baju demi membiayai uang sekolah serta kuliahnya. Memar kemerahan yang ada di tangan ibunya merupakan harga yang beliau bayar demi masa depan putranya.

Setelah pemuda itu mencuci tangan ibunya, dia pun berdiri, lalu melanjutkan mencuci baju serta pakaian yang belum tercuci. Di malam harinya, pemuda itu berbicara panjang lebar dengan ibunya dalam suasana yang cukup hangat.

Di pagi harinya, si pemuda bergegas menuju perusahaan yang dilamarnya, seraya bercucuran air mata.

“Apakah Anda berkenan becerita pada saya, apa yang Anda lakukan dan apa yang telah Anda dapatkan dari ibu Anda tadi malam?” tanya pak direktur.

Pemuda itu pun menjawab, “Saya telah mencuci kedua tangan beliau dan saya pun membantunya mencuci baju serta pakaian lain.”

Kemudian, pak direktur meminta padanya agar mengatakan apa yang telah dirasakan saat ini dengan jujur. Dia lalu menjawab, “Pertama, saya paham apa arti ketulusan dalam bersikap. Andaikan tak ada Ibu dengan segala pengorbanannya, niscaya mungkin saya tidak akan seperti sekarang ini. Kedua, ketika saya melakukan apa yang bisa beliau lakukan, saya menjadi paham arti kerja keras dan sungguh-sungguh. Ketiga, saya paham arti sebuah keluarga yang sangat penting dalam kehidupan saya.”

Saat itu, bapak direktur bertutur padanya, “Inilah yang selama ini saya cari. Seseorang yang akan menduduki jabatan kepala bagian dan dia paham serta bisa menghargai kerja orang lain. Uang baginya bukan tujuan utama ketika melakukan suatu pekerjaan. Selamat, Anda sekarang diterima bekerja di tempat kami.”

Singkat cerita, pemuda itu pun bekerja dengan penuh dedikasi serta semangat tinggi dan selalu menghargai teman-temannya sesama pegawai. Seluruh pegawai bekerja dengan sinergis laksana sebuah tim kuat dan perusahaan itu pun berkembang pesat.

Sumber: 110 Hikmah untuk Setiap Muslim

Rangkuman

1. Menghormati dan menyayangi kedua orang tua merupakan kewajiban seorang anak.

2. Seorang siswa wajib menghormati dan menaati gurunya.

3. Menghormati kedua orang tua dan guru akan mendatangkan keberkahan hidup.

4. Seorang ibu memiliki kedudukan tiga tingkat dibanding bapak.

5. Salah satu bentuk berbakti kepada orang tua dan guru adalah mendoakan mereka setiap saat.

6. Orang tua dan guru telah berjasa besar bagi kehidupan kita.

Sumber : ( Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas IX Revisi 2018 Kemendikbud )


0 comments:

Post a Comment